Warga Korban Gas Beracun di Aceh Timur Dihantui Trauma

ACEH TIMUR - Takut dan trauma disampaikan sejumlah warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Aceh yang menjadi korban gas beracun.

Mereka yang kini mengungsi di halaman kantor Camat Banda Alam mengaku trauma dan panik atas peristiwa kedua kali menyebarnya gas beracun yang menyebabkan beberapa orang harus dievakuasi ke Puskesmas setempat dan RSD Zubir Mahmud IDI. Mereka diduga akibat terpapar gas yang diduga kuat berasal dari kegiatan ekplorasi PT. Medco E&P Malaka tepatnya lokasi Alu Siwah.

“Kami sangat panik saat diberitahukan oleh perangkat desa untuk mengungsi ke kantor camat, karena ada bau gas yang menyengat,” ungkap Sarmini, Senin (27/06).

Dia menjelaskan bahwa kejadian itu merupakan yang kedua kalinya hingga masyarakat trauma karena kuatir peristiwa yang sama terulang kembali.

“Kami merasa bingung berada di tempat pengungsian seperti ini, selain tidak sempat membawa kain dan pakaian,” tuturnya.

Senada disampaikan Joni Hermanto (45). Joni mengaku sangat trauma dan panik, atas kejadian tadi malam secara tiba-tiba diumumkan untuk segera mengungsi.

“Apalagi kami mencium sendiri ada bau tidak mengenakkan seperti bau tabung gas yang bocor,” ungkapnya.

Suasana panik dan trauma turut dibenarkan oleh Sekdes Panton Rayeuk T, Winarno.

“Iya, masyarakat sangat panik dan trauma, karena sebelumnya pihak P Medco E&P mengatakan tidak akan terjadi lagi. Tapi nyatanya sepertinya desa kami tidak aman lagi,” ujar Winarno seraya menambahkan bahwa peristiwa semalam cepat diketahui karena ada warga yang belum tidur, tidak seperti pada kejadian sebelumnya pada 09 April 2021 silam.

“Jika warga sudah pada tidur, mungkin banyak korban yang berjatuhan,” ungkapnya.

Sementara, VP Relations dan Security Medco E&P Malaka Indonesia Arif Rinaldi dalam siaran pers menyebutkan, bahwa berdasarkan monitoring pekerja perusahaan di lokasi, pada Minggu (27/06) malam, tim tidak menemukan adanya bau gas.

 Selain itu, perusahaan juga tidak sedang melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan bau. Namun perusahaan terus memonitor aktifitas operasi.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan BPMA dan aparat terkait serta berharap dukungan masyarakat, pemerintah serta pemangku kepentingan agar operasi perusahaan dapat berjalan aman,” sebut Arif Rinaldi.

Untuk diketahui, sebanyak 13 warga lingkar tambang harus dirawat di rumah sakit diduga kuat akibat terhirup gas berbahaya, sementara 94 KK lain nya harus diungsikan sejak Minggu (27/06) malam sekira pukul 21.00 WIB.

Pantauan awak media dilokasi pengungsi, BPBD Aceh Timu juga telah mendirikan 3 unit camp pengungsian dan 1 mobil dapur umum yang disiapkan oleh Dinsos Aceh Timur.