Wali Kota Bengkulu Warisi Tongkatnya ke Bupati Tulangbawang Barat, Apa Maknanya?

Wali Kota Bengkulu Warisi Tongkatnya ke Bupati Tulangbawang Barat, Apa Maknanya?
Foto: Dirman/monologis.id

TULANGBAWANG BARAT - Bupati Tulangbawang Barat, Lampung, Umar Ahmad menerima cinderamata dari Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan.

Cinderamata kehormatan berupa tongkat tersebut sebagai tanda Umar Ahmad dinilai mampu menuntun langkah menuju kebaikan.

Helmi Hasan menyerahkannya saat melakukan kunjungan kerja di Kota Budaya Uluan Nughik, Kelurahan Panaraganjaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tulangbawang Barat, Kamis (14/07).

Tongkat tersebut digunakan Helmi Hasan sehari-hari.

"Tongkat ini asli dari bahan tanduk. Ini Saya pakai bukan karena ada masalah di kaki, tapi karena ini adalah salah satu Sunnah Rasul," jelasnya.

Dari pantauan monologis.id, kedatangan Wali Kota Bengkulu beserta rombongan sekitar 10 orang diterima di Rumah Baduy dengan suguhan Tari Nenemo dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Pada kesempatan itu Umar Ahmad menyampaikan terima kasih atas kunjungan Wali Kota Bengkulu di Tulangbawang Barat. Dia  juga memperkenalkan istilah Tulangbawang Barat sebagai masa depan yang ingin dituju oleh masyarakat Tulangbawang Barat.

"Selamat datang Bang Haji di Tulangbawang Barat. Tempat ini kami sebut Uluan Nughik, uluan berarti awal, nughik berarti kehidupan, awal dari kehidupan. Wilayah yang kami buka sebesar 1800 Ha, yang diharapkan akan menjadi Kota Budaya berbasis Ekologi," kata Umar.

Sementara itu Wali Kota Helmi Hasan sangat apresiasi dapat menyambangi Tulangbawang Barat sebagai salah satu tujuan kunjungan kerja nya di beberapa daerah di Indonesia.

"Saya bisa bilang, dari seluruh daerah yang saya kunjungi di Indonesia, baru kali ini saya disambut dengan suasana yang berbeda. Tulangbawang Barat punya suasana yang unik, rumah-rumah kayu masih dipertahankan dengan udaranya yang bersih," ungkap Helmi 

Menurutnya, Kota Bengkulu saat ini juga sedang membangun sebuah Kota yang mengedepankan konsep kebahagiaan bagi warganya.

"Periode pertama, saya membuat program  Satu Miliar Satu Kelurahan, (SAMISAKE) sehingga Kelurahan bisa memiliki kemampuan seperti halnya desa yang memiliki ADD," paparnya.

Kota Bengkulu juga mengedepankan unsur religius dalam pembangunan kota nya. Rumah ibadah diinstruksikan untuk buka 24 jam. Kemudian, biaya air PDAM digratiskan serta menggandeng CSR perusahaan untuk menanggung biaya listrik rumah ibadah yang buka 24 jam.

"Rumah ibadah sudah seharusnya dapat menjadi tempat penyejuk warga, sehingga harus dibuka setiap saat. Dan kami juga perintahkan agar rumah ibadah menjadi sumber kebahagiaan warga. Bahkan kami sediakan makanan gratis di setiap rumah ibadah sehingga umat ataupun warga yang berkunjung merasa disambut dan merasa nyaman di rumah ibadah manapun," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Tulangbawang Barat dan Wali Kota Bengkulu sepakat menandatangani  Memorandum of Understanding (MoU) Kerjasama Antar Daerah dalam rangka pendayagunaan potensi daerah guna meningkatkan kehidupan masyarakat yang religius.

Bahkan Penandatanganan MOU tersebut juga menandai hubungan persahabatan antara kedua daerah. Hingga agenda kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata  juga Islamic Center.