Wali Kota Bandarlampung Minta Unila Suplai Pakar Atasi Sampah

BANDARLAMPUNG - Upaya Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengatasi masalah persampahan dan drainase rupanya serius. Buktinya Eva menggandeng Unila.
Kerja sama antara Unila dan Pemkot dalam penanggulangan sampah di Kota Bandarlampung diyakini Eva akan menambah keindahan Kota Bandarlampung. Khususnya mendukung rencana pemkot dalam membangun dan merapikan etalase Kota Bandarlampung yang akan dimulai Maret 2022.
“Mudah-mudahan Pak Karomani bersama para pakar di Unila bisa membantu memecahkan persoalan ini. Kami ingin Kota Bandarlampung bisa secantik, sebaik, dan seindah mungkin,” ujar Eva, Senin (7/2/2022).
Sementara itu, Rektor Unila Prof. Aom Karomani, mengatakan Unila sebagai perguruan tinggi harus menjadi solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat. Terlebih, Unila juga berlokasi di Bandarlampung.
Kerja sama yang kembali terjalin dalam rangka pengimplementasian tridarma perguruan tinggi ini akan lebih berkontribusi nyata untuk pembangunan Kota Bandarlampung pada tahun 2022 oleh Wali Kota Bandarlampung Eva.
“Urusan sampah menjadi sangat krusial. Saya berharap segera diwujudkan kerja sama antara Universitas Lampung dan Pemerintah Kota Bandarlampung tentang bagaimana mengelola sampah yang baik,” ujar Prof. Karomani.
Rektor Unila pada pertemuan tersebut juga meminta Tim Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Unila yang diketuai Opik Taufik untuk mengerahkan semua daya, upaya, serta inovasinya, agar Bandarlampung terlepas dari masalah sampah.
Sementara terkait masalah drainase yang masih menimbulkan banjir di beberapa wilayah, Guru Besar Unila tersebut meminta fakultas teknik untuk dapat berkontribusi dengan merancang dan membuat model drainase yang baik untuk Kota Bandarlampung.
“Nanti saya minta fakultas teknik untuk berkontribusi memecahkan persoalan tersebut. Sebab persoalan ini bukan persoalan Ibu Wali Kota saja, tetapi kita semua sebagai warga Kota Bandarlampung,” tegasnya.
Unila tidak boleh menjadi menara gading yang tidak peduli dengan persoalan lingkungan seperti banjir, limbah, sampah, dan sebagainya. Untuk itu Prof. Karomani meminta para ahli di Unila segera bersinergi dengan membentuk tim-tim kecil mengatasi persoalan tersebut.