Wali Kota Bandarlampung Minta Pelaku UMKM Sabar dan Telaten

Wali Kota Bandarlampung Minta Pelaku UMKM Sabar dan Telaten
Foto: Nurbaiti/monologis.id

BANDARLAMPUNG-Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta koperasi sebagai pilar utama perekonomian rakyat. 

Wali Kota Bandarlampung, Eva Dwiana, menyampaikan sejumlah program konkret yang telah dan akan dilakukan pemkot demi mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Eva menekankan pentingnya ketekunan dan kesabaran dalam menjalankan usaha, mengingat dinamika pasang surut dalam dunia UMKM adalah hal yang lumrah.

“Pelaku UMKM harus sabar dan telaten. Pasang surut usaha itu pasti ada. Kalau kita tekun, insyaallah bisa berhasil. Pemerintah selalu mendampingi, apalagi ada program pinjaman tanpa bunga dari Pemkot Bandarlampung,” ujar Eva Dwiana, Rabu (6-8-2025).

Program pinjaman tanpa bunga tersebut diprioritaskan bagi UMKM dengan nominal bantuan antara Rp25 juta hingga Rp50 juta. Menurutnya, bantuan ini sangat berarti mengingat tingginya bunga kredit di luar program tersebut.

Selain bantuan permodalan, Pemkot juga aktif memfasilitasi promosi produk UMKM, termasuk menyediakan ruang usaha di pusat kegiatan publik seperti sentra kuliner UMKM di Jalan Gatot Subroto setiap akhir pekan.

Tak hanya UMKM, sektor koperasi juga mendapat perhatian serius. Tahun depan, Pemkot Bandarlampung berencana mengalokasikan dana sebesar Rp100 juta untuk subsidi koperasi.

“Walaupun dari puluhan ribu pelaku usaha hanya sekitar 8 ribu yang aktif, setidaknya pemerintah hadir memberikan modal melalui koperasi,” tambah Eva Dwiana.

Langkah-langkah tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia poin ke-4, yakni peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, dengan menekankan penguatan UMKM dan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi dan perubahan pola konsumsi masyarakat, Wali Kota menilai pentingnya adaptasi pelaku UMKM terhadap dunia digital.

“Transaksi sekarang tidak lagi bergantung pada toko fisik, tapi sudah bergeser ke digital. Ini tantangan sekaligus peluang bagi UMKM dan koperasi agar tidak tertinggal,” katanya.

Meski demikian, masih banyak pelaku UMKM yang belum memiliki kemampuan dan pemahaman strategi pemasaran digital. Keterbatasan sumber daya, pengetahuan, serta minimnya akses terhadap pelatihan menjadi hambatan utama.

Menjawab hal ini, Pemkot Bandarlampung terus mendorong edukasi dan pelatihan digital marketing untuk pelaku UMKM. Menurut Eva Dwiana, kemajuan tidak selalu butuh perangkat mahal, tetapi lebih pada kreativitas, semangat, dan kemauan belajar.

Program lain yang disiapkan pemerintah antara lain mempermudah pengurusan surat keterangan usaha untuk akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), mendukung promosi produk UMKM di pusat perbelanjaan, hotel, dan destinasi wisata, serta menghadirkan pelatihan peningkatan SDM UMKM dan koperasi.

“Ini bentuk komitmen Pemkot untuk memperkuat ekonomi rakyat. Kita hadir memberi kemudahan dan solusi, termasuk menggulirkan pinjaman tanpa bunga untuk pedagang kecil se-Kota Bandarlampung,” pungkasnya.