Tiga Orang di Lampung Meninggal Dengan Status PDP

Tiga Orang di Lampung Meninggal Dengan Status PDP
Istimewa

BANDARLAMPUNG – Sejak pertama kali terkonfirmasi satu orang di positif covid-19 pada Rabu (18/3) lalu atau belum genap satu bulan, jumlah pasien terkonfirmasi positif covid-19 kini sudah mencapai 21 orang. Bahkan sudah ada orang yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia.

PDP sendiri merupakan pasein yang memiliki riwayat gejala, seperti demam, batuk, sesak napas, dan sakit tenggorokan. Status PDP telah memalui proses observasi medis pada saluran pernapasan. Gangguan saluran pernapasan bisa ringan atau berat, serta pernah tinggal atau berkunjung di daerah yang diketahui sebagai penularan virus korona.

Data terakhir Minggu (12/04) sore, di Lampung jumlah PDP sudah sebanyak 50 pasien, tersebar di hampir 15 kabupaten/kota. Jumlah tersebut ada yang masih dirawat dan ada yang dinyatakan sembuh. Rincian pasien sedang dirawat tesebut tersebar di Tulangbawang satu orang, Lampung Barat 2 orang, pringsewu 2 orang, Bandarlampung 10 orang, Lampung Selatan 3 orang, Lampung Tengah  5 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 22 orang dinyataka sembuh,25 orang sedang dirawat, tiga orang yang dinyatakan meninggal sebelum hasil tes sweb keluar. Dengan rincian 1 orang meninggal di Tulangbawang, 1 orang Bandarlampung, 1 orang di Lampung Utara.

Hal ini dibenarkan juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Lampung, Reihana.  Dia mengatakan, saat ini jumlah PDP di Lampung mencapai 50 pasien, 22 orang sembuh, 25 orang masih dirawat, tiga orang meninggal dunia.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan Lampung itu meragukan penyematan status PDP tersebut meskipun pasien punya riwayat kunjungan ke Tangerang, Banten.

“Ada satu PDP meninggal Minggu dini hari, tapi kami masih ragu apakah PDP betul atau tidak. Saya juga sudah memperingati Dinkes Kabupaten/kota agar ikut bertanggungjawab pasien-pasien yang dikirim sebagai PDP. Karena ada aturan yang harus diikuti dalam menyematkan PDP,” kata dia.

Dia mengatakan, PDP yang wafat sebelumnya pernah ke Tangerang dan pernah menjalani perawatan di kota itu sebelum pulang ke Lampung. Namun saat mendapat perawatan di Tangerang, pasien tersebut didiagnosa TB Paru dan Tifoid.

Pasien kemudian pulang ke Lampung, tepatnya Lampung Utara pada 7 April. Keluhan sakitnya bertambah, dan karena di Lampung Utara memiliki program dokter yang berkunjung ke pasien, saat itu dokter spesialis paru berkunjung dan menganjurkan pasien untuk dirawat di RS Ryacudu.