Tanggamus Antisipasi Aksi Anarkistis Penolakan UU Cipta Kerja

Tanggamus Antisipasi Aksi Anarkistis Penolakan UU Cipta Kerja
Foto: Amirruddin Rachman/monologis.id

TANGGAMUS – Bupati Tanggamus, Lampung, Dewi Handajani menggelar rapat konsolidasi bersama pengurus dan jajaran kewaspadaan dini terkait aksi penolakan UU Cipta Kerja, di ruang rapat bupati, Selasa (13/10).

Hadir dalam rapat tersebut Kapolres Tanggamus AKBP Ony Prasetya, Dandim 0424 Letkol Arman Aris Sallo, Kajari David Palapa Duarsa, Sekdakab Hamid H Lubis, para Asisten, Kepala Dinas Kominfo, Kepala Kantor Kesbangpol, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Kasat Pol PP, Kasatreskim Polres Tanggamus, Kasi Intel Kodim Tanggamus dan Kepala Pos Polairut Kota Agung.

Dewi menyampaikan, rapat ini menindaklanjuti hasil rakor bersama Gubernur dan Forkopimda Lampung, pada Selasa (12/10) kemarin. Yakni menyikapi adanya penolakan terhadap UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.

“Jangan sampai aksi penolakan UU Cipta Kerja ini ditunggangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang dimanfaatkan untuk menimbulkan kegaduhan dan tindakan anarkis. Jadi kita semua memiliki tugas untuk mensosialisasikan dan mengedukasi terkait dengan UU Cipta Kerja ini secara masif dan sistematis, sehingga masyarakat tahu dan tidak mudah terprovokasi,” kata Dewi.

Dia juga meminta agar sosialisasi dilakukan dengan melibatkan unsur yang ada, seperti   tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan elemen-elemen lainnya, sehingga sosialisasi dan edukasi yang dilakukan dapat meluas.

"Saya harapkan dari pertemuan ini menindaklanjuti rapat kemarin, kita harus membuat langkah-langkah konkrit. Pembagian tugas apa yang harus dilakukan terkait dengan masalah sosial distancing, edukasi. Kita juga harus menjaga anak-anak kita, meskipun SMA/SMK kewenangan Provinsi tetapi Gubernur minta ini menjadi tugas bersama," jelasnya.

Dewi juga mengharapkan bantuan dari media massa untuk ikut menyajikan pemberitaan yang mengedukasi dan menyejukkan masyarakat.

"Jangan ada pemberitaan yang nanti headline-nya justru menyulut atau menyampaikan berita yang tidak utuh. Jadi kawan-kawan media juga harus diajak duduk bersama untuk menciptakan suasana yang kondusif, sehingga nanti jangan sampai ada pemberitaan yang nanti dapat membuat kegaduhan dan memperkeruh suasana,” harapnya.