Suherman Jadi Sukarelawan Pengatur Lalulintas di Lampung Tengah Demi Bertahan Hidup

LAMPUNG TENGAH – Sosok pria paruh baya itu seakan tak pernah lelah berdiri dan mondar-mandir di persimpangan jalan lintas di salah satu kota yang berada di Lampung Tengah. Pria itu, Suherman (52) yang sehari-hari bekerja sebagai Sukarelawan Pengatur Lalulintas (Supeltas).

Suherman setiap hari mengatur lalu lintas, baik bagi pengguna jalan dan para pejalan kaki yang hendak menyeberang. Tepatnya di salah satu persimpangan jalan raya di Bandarjaya, Lampung Tengah. Dia bekerja tanpa gaji tetap atau penghasilan yang pasti, hanya berharap dari pemberian dari para pengguna jalan yang hendak menyeberang.

Aktivitas sebagai Supeltas sudah dilakukan bapak dua anak itu sejak 5 tahun silam. 

Hal itu dilakoninya karena tidak ada pilihan lain untuk dapat bertahan hidup di tengah himpitan ekonomi seperti saat ini. "Dalam situasi seperti sekarang ini, apapun pekerjaan yang penting tidak melanggar hukum saja," keluh Suherman, seraya menghisap rokok kretek di bibirnya, Jumat (04/06).

Dirinya tidak pernah bermimpi untuk bisa menjadi kaya dari pekerjaan yang dilakoninya itu. Pekerjaannya itu hanya sekadar penyambung hidup keluarganya. Dimana penghasilannya sebagai Supeltas tidak pasti, "Ya, kalau rizky lagi baek, kadang dari pagi sampek sore, masih cukuplah mas, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ya masih dapet 50, sampai 75 ribu. Tapi kadang juga udah sampek seharian, kadang cuma dapet 30 ribu," ujarnya seraya tersenyum.

Suherman sangat berharap dan selalu berdoa, agar anak-anaknya kelak bisa menjadi manusia yang berguna, dan dapat mengangkat derajat keluarganya, "Ini semua demi anak-anak mas, biar mereka tidak hidup seperti bapaknya. Saya selalu memberikan bimbingan kepada anak-anak agar mereka rajin belajar, agar kelak bisa menjadi orang yang berguna, dan bisa membahagiakan saya dan istri di masa tua kelak," keluhnya, seraya menghapus keringat didahinya yang mulai keriput.

Suherman hanya salah satu dari puluhan Supeltas yang ada di jalan lintas Lampung Tengah. Masih banyak Supeltas lainnya yang nasibnya mungkin sama dengan apa yang dialami Suherman.

Tidak di pungkiri keberadaan Supeltas sangat bermanfaat bagi para pengguna jalan, bagaimana tidak kendaraan roda empat maupun roda dua yang melintas di jalan protokol Bandarjaya, Lampung Tengah setiap harinya mencapai ribuan kendaraan, baik yang menuju Bandarlampung maupun sebaliknya.

Bayangkan jika tidak ada Supeltas dalam mengatur arus lalin di jalan tersebut, tak terbayang oleh kita bila hanya mengandalkan petugas Kepolisian dari Polantas Polres Lampung Tengah, tentunya pihak Polres akan kewalahan, dan pastinya kekurangan anggota hanya untuk mengatur arus lalin saja.

Suherman dan rekan-rekannya sangat berharap ada bimbingan pelatihan, dan sedikit perhatian baik dari pihak Pemerintah Daerah, maupun dari pihak-pihak terkait, atas keberadaan mereka sebagai Supeltas selama ini.