Sosialisasi Vaksinasi ke Lansia Dinilai Lemah, KOMRAD Kecam Dinkes DKI

JAKARTA - Lemahnya sosialisasi disinyalir menjadi penyebab rendahnya kepesertaan lansia dalam vaksinasi yang dilaksanakan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta. Padahal program vaksinasi ini menjadi andalan pemerintah dalam upaya mengendalikan angka positif COVID dan dampak COVID-19.

Akibat lemahnya sosialisasi vaksinasi COVID-19 ini, masih banyak warga DKI yang menolak untuk di vaksinasi. Penolakan ini disebabkan, warga lebih banyak menerima informasi hoaks terkait vaksin COVID-19 melalui media sosial, dan makin parah karena dinkes DKI ternyata juga tidak melakukan sosialisasi ke warga.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Jaringan Alumni Aktivis Komite Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi (KOMRAD) 98, Emi Sulyuwati, dalam siaran persnya Senin (22/03) di Markas Jaringan Alumni Aktivis KOMRAD 98, Pejaten, Pasar Minggu.

Adhe panggilan akrab Emi Sulyuwati mengatakan, dari hasil pemantauan di beberapa wilayah DKI di dapat temuan tidak ada sosialisasi terkait vaksin COVID 19 ke warga DKI. Baik secara tatap muka maupun dengan alat peraga berupa selebaran atau famlet.

“Warga lansia hanya di data oleh RT atau kader dasa wisma, setelah itu mendapat warga lansia yang terdata mendapat undangan melalui oral untuk diajak ke tempat pelaksanaan vaksin. Tidak ada penjelasan sama sekali ke warga terkait apa itu vaksin COVID-19, apakah aman untuk lansia, dan bagaimana jika timbul efek samping setelah di vaksin” jelas Adhe yang merupakan Kordinator Lapangan (Korlap) unjuk rasa KOMRAD melawan ORBA.

Bukti paling kuat, kata Adhe. Adalah ibunya sendiri, yang tidak pernah disosialisasikan informasi terkait vaksin COVID-19.

“Ibu saya sendiri sampai sekarang belum tahu apa manfaatnya vaksin untuk lansia, terus bagaimana jika ada penyakit bawaan, apakah aman atau tidak. Hanya diberitahu jadwal vaksinasinya saja dan diminta datang ke lokasi pelaksanaan vaksin” cerita Adhe.

Beruntung dirinya banyak mengakses informasi yang valid terkait vaksinasi COVID-19 sehingga bisa menjelaskan kepada ibunya. Sehingga wajar jika kepesertaan vaksinasi lansia yang dilaksanakan di DKI rendah angka kepesertaannya.

Adhe juga mempertanyakan kinerja kepala dinkes DKI dalam hal lemahnya sosialisasi vaksinasi ke warga lansia DKI. Adhe menilai kepala dinkes DKI tidak dapat menangkap dan merealisasikan targetpemerintah dalam sukses vaksinasi COVID-19.

“Gaji besar, tunjangan besar tapi kerja tidak maksimal, buang-buang uang pemerintah saja. Harusnya dengan gaji besar dan tunjangan besar, kepala dinkes DKI bekerja dengan cerdas, jangan hanya terima beres begitu dilapangan berantak teru kelabakan dan melakukan tambal sulam. Anda itu kepala dinas kesehatan bukan kepala pemadam kebakaran” kecam Adhe kepada Kadis Kesehatan DKI.