Soal Wacana Penundaan Pilkada, Begini Tanggapan Firmansyah

BANDARLAMPUNG - Calon Walikota Bandarlampung  Firmansyah Y Alfian mendukung wacana penundaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020. Hal itu disampaikan Firmansyah terkait mewabahnya virus korona (covid-19) yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia.

“Sebaiknya ditunda. Dana Pilkada bisa dialihkan untuk membantu penanganan wabah virus korona. Apalagi, saat ini, di Provinsi Lampung sendiri sudah ada empat warga dinyatakan positif terjangkit kKorona,” kata Firmansyah, Jumat (27/03).

Calon walikota yang berpasangan dengan Prof Bustomi Rosadi itu juga mengatakan, seharusnya dengan kondisi seperti saat ini, kepala daerah sudah mengalihkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur (proyek) untuk penanganan wabah korona.

“Saya juga tidak mengerti kenapa belum berjalan. Apa menunggu banyak jatuh korban dulu,” kata dia.

Rektor Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya itu juga mengatakan selain penundaan Pilkada 2020, anggaran darurat bencana seharusnya juga bisa segera digulirkan untuk mengatasi serangan korona.

“Saya yakin warga Lampung, khususnya Bandarlampung sudah banyak yang terjangkit korona. Hanya saja, lambatnya penanganan hingga baru empat yang dinyatakan positif,” kata Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Lampung itu.

Bang Firman—panggilan akrab Firmansyah—mengaku salut dengan Pemda  Makassar yang berani mengambil kebijakan sendiri untuk melindungi warganya menghadapi pandemi korona. “Jika kita terlalu mengandalkan pemerintah pusat, saya khawatir virus korona akan semakin sulit ditanggulangi,” kata mantan anggota DPRD Lampung itu.

Di lain pihak, calon Wakil Walikota Bandarlampung Prof Bustomi Rosadi, juga mengusulkan pemerintah daerah harus cepat mengambil langkah konkret mengatasi virus mematikan ini.

“Kami sampai meliburkan semua kegiatan tim pemenangan Bandarlampung Cerdas Berjamaah selama dua pekan, guna membantu pemerintah menangani penyebaran virus korona,” kata dia.

Menurut pakar tata kelola air perkotaan itu, pimpinan Kampus IIB darmajaya bahkan sudah mengalihkan proses belajar mengajar ke rumah sejak 23 Maret lalu. “Ya, sampai 15 April mendatang, proses belajar mengajar kami alihkan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi. Begitu juga dengan karyawan IIB Darmajaya, semua bekerja dari rumah,” kata Prof Bustomi.

Hal itu, lanjut Bustomi, untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona yang sudah dirasakan di Bandarlampung. “Jika bukan kita siapa lagi yang akan membantu pemerintah pusat mengatasi pendemi ini. Saya juga mengimbau masyarakat Bandarlampung untuk sama-sama memerangi virus korona dengan bekerja dan belajar dari rumah,” kata Prof Bustomi.