Sekolah Seni Tubaba Gelar Solidaritas untuk Jurnalis Al Jazeera

Sekolah Seni Tubaba Gelar Solidaritas untuk Jurnalis Al Jazeera
Foto: Rosid/monologis.id

TULANGBAWANG BARAT - Sekolah Seni Tubaba akan menggelar “Hari Solidaritas Tubaba untuk Jurnalis Al Jazeera di Palestina” di kompleks Islamic Centre Tulangbawang Barat, Lampung, Minggu (15/5/2022).

Direktur Sekolah Seni Tubaba, Semi Ikra Anggara mengatakan, dirinya mengutuk keras pembunuhan terhadap wartawan Al Jazeera, Shireen Abu Akleh yang diduga ditembak tentara Israel.

"Acara tersebut akan diisi dengan beragam pertunjukan seperti performance art, baca puisi, musik akustik, doa bersama, tabur bunga dan menyalakan seribu lilin untuk Shireen," ungkap Semi, Sabtu (14/5/2022).

Semi menegaskan, pembunuhan terhadap Shireen Abu Akleh maupun wartawan lain yang secara sengaja dan terencana merupakan tindakan yang jelas-jelas melanggar hukum humaniter atau hukum perang ‘the laws of war’ dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia.

“Perlindungan wartawan dalam hukum humaniter termuat dalam berbagai perjanjian yang disebut sebagai konvensi, seperti Konvensi IV Den Haag 1907 tentang Penghormatan Hukum-Hukum Perang serta Kebiasaan Perang di Darat (Respecting the Laws and Customs of War on Land) dan Konvensi Jenewa III tahun 1949, serta Protokol Tambahan I tahun 1977,” ujarnya. 

Pelanggaran dalam hukum humaniter disebut sebagai kejahatan perang, yang merupakan yurisdiksi materiil dari Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC).

"ICC adalah pengadilan tetap dan independen yang dibentuk untuk melakukan penyelidikan dan mengadili setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional seperti kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, genosida dan Tindakan agresi," paparnya.

Shireen Abu Akleh, bukanlah satu-satunya wartawan yang mati dibunuh karena benar, ada banyak Shireen lainnya di seluruh dunia yang mengalami nasib serupa: diancam, diculik dan dibunuh.

"Kegiatan ini hadir sebagai upaya refleksi dan permenungan atas berbagai peristiwa kemanusian yang berlangsung di sekitar, sekaligus dukungan untuk semua jurnalis dan pembela HAM di seluruh dunia untuk tetap tegak berdiri memperjuangan kebenaran dan keadilan. Dari Shireen, kita belajar apa itu arti hidup dan menulis,” pungkasnya.