Santri Divaksin, Warga Makin Yakin

Santri Divaksin, Warga Makin Yakin
Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin KH Ismail Zulkarnaen sedang mengikuti vaksin COVID-19 (Foto: Istimewa)

BANDARLAMPUNG - Di tengah ketidak percayaan masyarakat terhadap COVID-19, aksi puluhan santri Pondok Pesantren Riyadhus Sholihin Bandarlampung ini patut dipuji. Mereka ikut vaksin bersama para pengasuh pondok pesantren di Lapangan Enggal, Bandarlampung, Jumat (08/10).

Sebanyak 300 santri, ulama dan kyai Pondok Pesantren (Ponpes) Riyaddhus Sholihin, disuntik vaksin phizeer COVID-19.

Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin KH Ismail Zulkarnaen mengatakan, ponpes menjadi tempat penting untuk program vaksinasi massal. Sebab ponpes memiliki pengaruh yang besar di masyarakat untuk ikut mensosialisasikan pentingnya vaksin.

"Jika para santri dan kyai divaksin, maka semoga masyarakat juga makin yakin dan bersedia divaksin," kata Ismail.

Selain itu vaksinasi dilaksanakan sebagai upaya memutus mata rantai persebaran COVID-19. Dan menciptakan kekebalan dan membentengi para santri, kyai dan ulama dari serangan virus Corona tersebut.

Menurut Ismail, keikutsertaan ini bertujuan untuk ikut membantu program Pemerintah Kota Bandarlampung guna menekan penyebaran COVID-19 serta mencapai herd immunity.

Ismail minta kepada seluruh santri yang telah divaksin untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab, vaksinasi bukan jaminan membuat kebal dari COVID-19 sehingga mereka masih mempunyai kemungkinkan terpapar.

Untuk itu, Ismail mengimbau agar protokol kesehatan selalu diterapkan setiap saat, bahkan jika perlu diperketat lagi. Misalnya, memakai masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas. Meskipun saat ini kasus COVID-19 di Sukoharjo mulai melandai. Hal itu menjadi momentum yang tepat bagi masyarakat untuk menggencarkan serangan melawan virus Corona dengan menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.

"Cara lain untuk mengendalikan COVID-19 adalah tracing, testing, dan treatment (3T). Setiap ada kasus baru kita lacak kontak eratnya untuk dites, kemudian pasien yang terpapar dirawat sehingga virusnya tidak menyebar," terangnya.