Saling Tuding Soal Penagihan Utang Kampanye Plt Gubernur Aceh

Saling Tuding Soal Penagihan Utang Kampanye Plt Gubernur Aceh
Edi Saputra alias Edi Obama (kredit foto: modusaceh.co)

BANDA ACEH - Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Aceh, Iqbal Farabi dituding telah mencoba lakukan upaya pengalihan isu, polarisasi konflik serta framing media.

Tudingan itu disampaikan Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Bireuen, Edi Saputra yang akrab disapa Edi Obama melalui akun media sosial facebook pribadinya, Selasa (14/04) kemarin, menanggapi pernyataan Iqbal Farabi bahwa aksi Edi Obama bersama Samsul Bahri alias Tiyong dan rekan, Ketua Tim Pemenangan Irwandi-Nova sejak kemarin di Pendopo Wakil Gubernur Aceh, Blang Padang Kota Banda Aceh, sarat muatan politik.

Edi Obama meminta, Iqbal Farabi tidak boleh lupa bahwa, dana kampanye yang diberikannya pada 2017 lalu, untuk pasangan calon (Paslon) Gubernur-Wakil Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah.

“Jadi itu bukan dana kampanye untuk Cagub dan Cawagub Nova Iriansyah dengan Dyah Erti Idawati, atau bukanlah dana kampanye untuk Cagub dan Cawagub Nova Iriansyah dengan Yuyun Arafah. Itu adalah dana kampanye paslon Cagub dan Cawagub Irwandi Yusuf dengan Nova Iriansyah dalam Pilkada 2017,” tulis Edi Obama.

Sebelumnya, Sekretaris DPD Partai Demokrat Aceh, Iqbal Farabi menyebut, gerakan aksi yang dilakukan Edi Obama dan Samsul Bahri (Tiyong) Cs di rumah dinas Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, lebih bernilai politis.

Katanya, tindakan Edi Obama telah salah kaprah ketika bertandang ke rumah dinas Nova Iriansyah untuk menagih hutang masa kampanye 2017 dulu. “Mereka keliru datangi rumah dinas Wakil Gubernur. Karena tidak ada kaitan apapun dengan Plt Gubernur,” kata Iqbal Farabi seperti dilansir berbagai media daring di Banda Aceh, Selasa.

Dikonfirmasi ulang, Selasa petang, Iqbal Farabi tak menjawab sambungan telpon seluler media ini. Pesan  melalui WhatAspp (WA), juga tak berbalas.

Menurutnya, tindakan yang dilakukan mantan Ketua DPC Partai Demokrat Bireuen tersebut sangatlah tidak etis. Jika kedatangannya untuk tujuan silaturrahmi harusnya tidak memaksakan kehendak. Sebab kata Iqbal, dapat menggangu agenda Plt Gubernur Aceh yang saat ini aktif mencari solusi penanganan Covid-19.

Iqbal  khawatir Edi Obama akan dimanfaatkan pihak lain yang sarat kepentingan politik. Meski  secara kepartaian dirinya sudah diberhentikan sebagai Ketua DPC Demokrat Bireuen karena melanggar AD/ART Partai. “Masalah tudingan pinjaman dan lain-lain, itu adalah urusan pribadi Edi Obama, dan tidak ada hubungan dengan Plt Gubernur dan Partai Demokrat,” tegas Iqbal Farabi.

Tapi, pernyataan Iqbal Farabi dibantah Edi Obama.

“Semenjak Irwandi Yusuf sudah termakzulkan dari Gubernur Aceh karena tersandung kasus hukum, dan Nova berkuasa, secara otomatis sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang menikmati uang pemberiannya pada masa kampanye sehingga menang, harus sadar dan tahu diri,” tuding Edi Obama.

“Saya tegaskan bahwa Iqbal Farabi salah satu orang yang sedang mabuk kekuasaan, sehingga lupa diri dan lupa daratan. Adinda Iqbal Farabi harus baca kembali berapa dana kampanye yang terpakai, dan berapa uang yang terpakai yang dilaporkan ke penyelenggara (KIP). Janganlah akibat nikmatnya kekuasaan lupa baca catatan-catatan sejarah politik Pilkada 2017,” tulisnya.

Edi Obama juga meminta Iqbal Farabi untuk mengingat kembali kunjungan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), 13-15 November 2017 ke Aceh. Menurut Edi, DPD Demokrat Aceh saja tidak berani berkorban untuk mempersiapkan kedatangan AHY.

Padahal AHY pada saat itu merupakan sang putera mahkota DPP Partai Demokrat. Sehingga saat itu harus minta tolong pada DPC Demokrat Kabupaten Pidie, dan DPC Demokrat Kabupaten Bireuen.

“Saat itu saya mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk menyambut AHY dengan penuh gegap gempita dan kemeriahan. Apa ada di subsidi DPD Demokrat Aceh satu rupiah saja. Sekarang giliran AHY jadi Ketum (Ketua Umum) DPP Demokrat sudah merapat serapat-rapatnya, padahal tidak pernah berkorban untuk partai,” papar Edi.

Ia juga menilai, bagi Iqbal Farabi, kemenangan Nova Iriansyah yang kini menjabat sebagai Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh adalah sebuah keberkahan. Tapi bagi Edi Obama Cs, kemenangan Nova adalah sebuah musibah dan penuh penderitaan.

“Adinda Iqbal Farabi, Anda harus belajar lagi ilmu politik. Jangan menuding gerakan Edi Obama dan kawan-kawan ada kepentingan politik. Adinda ini kan seorang aktivis top, mantan ketua ini dan ketua itu, mantan deputi, tapi maju caleg selalu kalah. Ya adinda selaku caleg gagal dan dikalahkan oleh pemain politik baru, berarti adinda harus banyak belajar ilmu politik kembali, agar tidak mudah dikadali dan dibodohi, atau ditipu Nova Iriansyah,” tulis Edi Obama.