PWI Lampung Tinjau Produksi Teh PTPN VII Unit Pagar Alam

PWI Lampung Tinjau Produksi Teh PTPN VII Unit Pagar Alam
Foto: Istimewa

PAGAR ALAM – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung mengunjungi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Pagar Alam, Sumatera Selatan, Kamis (30/6/2022).

Ketua PWI Lampung Wira Hadikusumah beserta rombongan meninjau langsung proses petik mekanis dan manual yang dilakukan oleh petani dan proses produksi teh Gunung Dempo milik PTPN VII Unit Pagar Alam.

"Selama ini kita hanya sebagai mengkonsumsi tanpa tahu prosesnya. Setelah kita meninjau langsung, baru tahu perjuangan para petani memproduksi teh terbaik yang seringkali kita konsumsi. Seperti diketahui, Teh adalah salah satu minuman yang paling digemari masyarakat Indonesia dan Asia," ucap Wira.

Wira berharap pabrik Teh Gunung Dempo bisa terus meningkatkan produktivitas dan mempertahankan kualitasnya sebagai Teh terbaik yang belum lama ini diakui oleh Asosiasi Teh Indonesia (ATI) guna meningkatkan Value PT Perkebunan Nusantara VII.

"PWI Lampung siap berkolaborasi mengawal PTPN VII dalam menjalankan program-program unggulannya, yang mana kita berharap perusahaan Plat merah itu bisa konsisten dalam melakukan perbaikan-perbaikan dan peningkatan produktivitas yang berdampak sangat positif," pungkasnya.

Sementara, Asisten Bagian Umum PTPN VII Unit Pagar Alam, Rican Danang menjelaskan, PTPN VII Unit Pagar Alam, terus berinovasi untuk meningkatkan produksi dan kualitas teh di lereng Gunung Dempo.

Setelah lepas dari KSO KBP Cakra pada 2018-2021, PTPN VII yang memiliki luasan sekitar 1.900 ha kini mampu memproduksi rata-rata 30-35 ton basan dari lima afdeling perhari.

Rincan menerangkan lahan produktif PTPN VII di Dempo seluas 1.900 ha terdiri dari lima afdeling. Saat ini lahan yang sudah mendapat HGU seluas 1300 Ha.

"Produksi rata-rata 30-35 ton basah perhari dibagi lima afdeling. Di masa puncak pernah  50-60 ton. Produk teh yang diproduksi siap jual (kering) perhari rata-rata sekitar 6 ton," ujarnya mewakili Manajer Unit Pagar Alam Acep Sudiar.

Ia bersyukur pihaknya tak lagi KSO dengan Kabepe Chakra. Rincan optimistis pihaknya akan bangkit dengan meningkatkan produktifitas teh dan berinovasi agar teh yang dihasilkan yang terbaik di Indonesia, bahkan dunia.

"Peralihan KSO Kabepe Chakra ke pangkuan ibu pertiwi ini kami harus bangkit untuk menghasilkan produk green tea. Kami terus berupaya berkembang berinovasi bersinergi dengan lingkungan. Kami ingin menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik," jelas dia.

Ia berkomitmen pihaknya akan terus berupaya menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor.

Sebagai wujud komitmen, lanjut Rincan, pihaknya sukses menyabet tiga gelar yakni juara 1 jenis dust orthodox, juara 1 jenis CTC dust dan juara 2 jenis BP.

"Kami menang kompetisi teh nasional di Bandung terbaik kesatu teh orthodox jenis dust pada Mei 2022," kata dia.