Pupuk Langka di Lampung, Wahrul: Pertani Berjaya Pepesan Kosong

Pupuk Langka di Lampung, Wahrul: Pertani Berjaya Pepesan Kosong
Foto:Ilustrasi/Istimewa

BANDARLAMPUNG – Program Petani Berjaya yang digaungkan oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi nampaknya hanya sebatas pepesan kosong. Pasalnya, program yang selalu dieluelukan tersebut, tidak mampu mengatasi permasalahan yang ada di petani.

Ketersediaan pupuk subsidi, masih menjadi masalah yang kerap kali dihadapi petani di Lampung setiap tahunnya. Seperti halnya awal tahun ini, ketika petani mulai akan melakukan pemupukan, mereka kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Padahal kartu petani Berjaya sendiri yang digadang bisa mengatasi permasalahan petani sudah di luncurkan oleh gubernur Lampung Arinal Djunaidi disaksikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Oktober tahun lalu di Lampung Tengah.

Kondisi ini pun mendapat kritikan pedas dari Ketua Komisi II DPRD Lampung, Wahrul Fauzi Silalahi.

Menurutnya, kelangkaan pupuk ini merupakan permasalahan yang terus terjadi dari tahun ke tahun. Seharusnya pemerintah daerah bisa mengantisipasi permasalahan tersebut.

“Keluhan petani yang masuk ke kita, kelangkaan pupuk merata terjadi di Provinsi Lampung. Uniknya kelangkaan ini terjadi setiap petani akan melakukan pemupukan. Dan seharusnya hal ini bisa diantisipasi oleh pemerintah,” kata anggota DPRD Lampung yang mendapat julukan pengacara rakyat tersebut, Selasa (26/01).

Politisi Nasdem ini menyoroti Kartu Petani Berjaya yang Oktober tahun lalu baru saja di launcing oleh Arinal. Secara tegas dia menyebut kartu tersebut belum mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh petani.

“Kartu petani berjaya yang mana. Itukan baru icak-icakan.  Se-Lampung ini kan baru berapa ribu yang mendapatkan Kartu Petani Berjaya. Sedangkan petani kita ini jutaan. Di Lampung ini ada ribuan desa. Apanya yang mau berjaya kalau begitu,” kata dia lagi.

Dia pun meminta Gubernur Lampung turun langsung menyelesaikan persoalan kelangkaan pupuk di kalangan petani. Dia juga mengimbau penegak hukum untuk menindak jika ada permainan mafia pupuk dalam kelangkaan ini.

“Yang pasti pupuk ini langka di kelompok tani. Petani mau mupuk tidak bisa,” kata dia.

Dia pun menanyakan pendistribusian perusahaan pupuk Pusri. Pasalnya ketersedian pupuk di lapangan tidak ada.

“Pusri ini juga gimana, pengaturannya gimana, pendistribusiannya juga gimana. Petani mau beli gak ada,” kata dia.