Proyek P3-TGAI Tulangbawang Barat Diduga Sarat Penyimpangan, KMB Perintahkan Bongkar Ulang

Proyek P3-TGAI Tulangbawang Barat Diduga Sarat Penyimpangan, KMB Perintahkan Bongkar Ulang
Dirman/monologis.id

TULANGBAWANG BARAT - Konsultan Management Balai (KMB) Provinsi Lampung melakukan monitoring proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di 10 titik yang ada di Tulangbawang Barat.

Hasilnya, pelaksanaan kegiatan fisik yang menelan anggaran puluhan miliar rupiah dari APBN tersebut diduga menyimpang dari ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 24/PRT/M/2017 tentang Pedoman Umum dalam Mekanisme Pelaksanaan Anggaran.

"Dari hasil peninjauan yang kami lakukan, ini hasilnya tidak baik dan harus dibongkar dari nol seluruhnya. Karena materialnya tidak sesuai, ketebalan dari space dan dimensinya tidak tercapai, dindingnya terkesan asal-asalan, ini sudah kami robohkan bangunannya karena salah. Kita sudah perintahkan semua ulang dari nol kembali," kata Budiyono dari KMB Provinsi Lampung kepada monologis.id, Selasa (14/07).

Selain itu, proyek yang dilaksanakan secara swakelola tersebut, selain tidak memasang papan nama kegiatan juga diduga dikerjakan asal jadi.

Sementara itu, Ari Prasetya selaku perencana kegiatan menjelaskan, program tersebut adalah bangunan P3-TGAI dari Balai Besar, dengan nama jaringan tersier. Adapun volume total panjang kanan kiri 526 Meter. Untuk material dindingnya menggunakan pasangan batu dan lantainya menggunakan batching plant, ketinggian sekitar 52 cm, lebar permukaan atas 60 cm, dan lebar permukaan bawah 40 cm. Terkait plang papan nama pekerjaan memang tidak dipasang.

"Untuk alat pembangunan sesuai kebutuhan di lapangan, karena ini tanggulnya habis makanya dipasang batu, dan yang mengerjakan ini swakelola dari anggota kelompok tani Sumber Tirta semua." Jelasnya.

Salah seorang pekerja harian lepas, Marlan mengungkapan, dirinya hanya warga di wilayah itu yang dipekerjakan oleh kelompok tani Sumber Tirta, “Kurang lebih sudah bekerja 17 hari, dan biasanya dalam sehari yang bekerja 11 orang, dengan upah per hari kalau kuli Rp80 Ribu dan Tukang Rp 90 Ribu," ungkapnya.