Proyek P3-TGAI di Tulangbawang Barat Diduga Asal Jadi

Proyek P3-TGAI di Tulangbawang Barat Diduga Asal Jadi
Foto: Dirman/monologis.id

TULANGBAWANG BARAT - Pembangunan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Tiyuh (Desa) Margakencana, Tulangbawang Udik, Tulangbawang Barat, Lampung, diduga pengerjaanya asal jadi.

Mirisnya, P3-TGAI tersebut notabene program unggulan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun anggaran 2020.

Berdasar hasil penelusuran monologis.id di lokasi pada Kamis (03/12), pembangunan peningkatan jaringan irigasi tersier di tiyuh  tersebut, tampak lantai dan dinding irigasinya sebagian besar tidak menggunakan beton krikes.

Tim Pendamping Masyarakat (TPM) Marga Kencana Sofyan mengatakan, terkait material bangunannya itu harus menggunakan beton Krikes pracetak untuk dinding dan lantai, adapun spek bahan material betonnya adalah 3 Pasir, 2 Batu Koral dan 1 Semen.

"Dimensi lebar Beton Krikes itu 40 Cm dan Tingginya 53 cm. Saat ini sudah penyerahan PHO pada bulan Agustus yang lalu di lokasi dengan pihak Balai Besar melalui pak Mirza dan Heriadi," kata Sofyan dihubungi melalui ponselnya.

Lanjut dia, saat itu ditemukan pembangunan tidak menggunakan beton krikes, pihaknya sudah memberikan teguran. “Karena itu dikerjakan swakelola,  masyarakat Petani pun bisa melakukan pengawasan dan tidak semua diawasi pihak Teknis, begitu juga jika lantainya tidak menggunakan beton krikes melainkan lantai semen biasa juga kita tegur,” kata dia.

Sofyan menambahkan, GP-3A berkilah kalau di cetak di luar tanahnya bisa amblas saat hujan, sehingga langsung di semen.  “Namun mereka sudah kita arahan lagi untuk dicetak di luar,  baik lantai maupun dinding semuanya."  Jelasnya.

Sementara, Ketua gabungan perkumpulan petani pemakai Air (GP-3A) Makmur Lestari Tiyuh Marga Kencana Supriyadi saat dijumpai di kediamannya mengatakan, panjang volumenya 1000 M lebih dengan 2 Tipe, pengerjaannya memakai material Beton Brikes yang langsung dicetak di lokasi.

"Itu sudah selesai dan dilihat dari tim Balai Besar oleh pak Heri PPK nya kalau tidak salah. Saat itu dilakukan pengukuran Volume dan kurang 5 Meter sudah kami tambah," terangnya.

Sementara lebar lantai dasar 40 cm dan tinggi 70 cm. Adapun Anggarannya itu berkisar  Rp.195 juta dan ada pemotongan 5 persen untuk Operasional, bahkan pengerjaan itu melibatkan para Petani sekitar.

"Tukangnya saat itu harian dengan upah sebesar Rp110 ribu, sebanyak 7 orang tukang selama hampir 3 bulan," imbuhnya.