Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Bengkak Hingga 26 T, Rakyat Dirugikan

JAKARTA - Koordinator Penggerak Milenial (PMI), M. Adhiya Muzakki menyoroti membengkaknya biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Menurut Adhiya, pembengkakan tersebut disebabkan ketidak cermatan dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Pembengkakan tersebut juga akan membebani APBN. Yang mana APBN itu berasal dari rakyat.
"Banyak kerugian yang akan terjadi. Dan yang dirugikan pasti rakyat," ujarnya saat dimintai keterangan melalui sambungan telepon, Kamis (02/09).
Selain itu, Adhiya menilai terdapat ketidakseriusan dalam menyelesaikan proyek yang digadang gadang mampu memudahkan masyarakat dalam beraktivitas itu.
Bentuk ketidakseriusan itu, kata Adhiya bisa dilihat dari ketidak sesuaian jadwal penyelesaian.
"Ini jelas main main. Jadwal target penyelesaian tidak sesuai, ini malah bengkak pula," imbuhnya.
Adhiya meminta kepada pihak KCIC untuk transparan dalam proyek besar tersebut. Hal itu kata Adhiya demi menjaga kepercayaan masyarakat yang sudah mulai menurun terhadap proyek kereta cepat itu.
Jika tidak transparan, Adhiya beserta pihaknya menuntut akan mengerahkan masa untuk meminta pendapat dan tanggungjawab terhadap KCIC.
"Kami akan kerahkan masa, jika permintaan kami tidak didengar," pungkasnya.
Untuk diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya. Total pembengkakan biaya proyek menurut PT KAI (Persero) telah mencapai US$ 1,9 miliar atau mencapai hampir Rp30 triliun atau tepatnya mencapai Rp26,9 triliun (dalam kurs terkini Rp14.200).