Program Indonesia Pintar Jadi Akal-akalan Sekolah di Pringsewu

Program Indonesia Pintar Jadi Akal-akalan Sekolah di Pringsewu
Foto: dok.monologis.id

PRINGSEWU - Salah satu wali murid SDN 2 Pandansari Selatan, Sukoharjo, Pringsewu, Lampung, mempertanyakan Program Indonesia Pintar (PIP) yang  disalurkan pihak sekolah.

Menurutnya, PIP di sekolah tersebut tebang pilih. Sebab, ada siswa yang orangtua nya dinilai lebih mampu mendapat program tersebut. Sementara siswa yang kurang mampu justru tidak mendapatkannya.

"Anak saya sekolah di SdN 2 Pandansari Selatan, sekarang sudah kelas 3, tapi tidak pernah dapat bantuan PIP. Tapi saya lihat temannya yang orang tuanya tergolong mampu, tiap tahun dapat bantuan," ujar Yus Suparti, orangtua siswa.

Anehnya, lanjut Yus, dari data penerima PIP, anaknya tercantum dalam daftar penerima, tapi tidak pernah menerima bantuan tersebut.

Terkait permasalahan itu, Kepala SDN 2 Pandansari Selatan, Siswanto, mengaku tidak tahu.

"Kami pihak sekolah tidak tahu, terkait siswa yang menerima PIP. Kami cuma mengajukan saja, setelah itu kebijakan untuk menyalurkan itu dari pusat," terang Siswanto.

Memang, kata Siswanto, pihak sekolah mengajukan melalui dapodik. Selain itu, ada yang diajukan melalui aspirasi Partai. “Jadi, terkait nama siswa penerima itu kami diberitahu melalui K3S," ujarnya, Rabu (23/12).

Dari investigasi di SDN 1 dan SDN 2 Pandansari Selatan, ditemukan kejanggalan. Beberapa nama siswa penerima PIP yang diajukan melalui jalur aspirasi, nomor NISN siswa tidak valid dan siswa tidak terdapat dalam daftar. Namun siswa yang diajukan sekolah melalui dapodik NISN nya valid dan siswa terdaftar sebagai penerima.

Dari kejanggalan itu, pihak sekolah mengaku tidak tahu. Mereka mengaku cuma menerima data melalui pesan WhatsApp dari K3S.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu Hipni, saat dikonfirmasi diruang kerjanya, tidak banyak komentar.

"Nanti kita cek dulu, sayakan, disini baru menjabat, baru empat bulan," jawabnya singkat.