Potensi Gula Merah di Lamsel Butuh Perhatian

Potensi Gula Merah di Lamsel Butuh Perhatian
Ihak Salah Seorang Pengrajin Produksi Gula Merah Yang Masih Setia (foto:istimewa)

LAMPUNG SELATAN - Ihak (30) petani gula merah asal Dusun Merut, Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, masih mengeluti pembuatan gula merah, walaupun sudah tidak sesuai lagi harga penjualannya dengan bahan pokok lainnya.

Walaupun dirinya harus berangkat subuh untuk mengambil air deresan kelapa yang akan di olah menjadi gula merah, Ihak tidak merasa terbebani dengan pekerjaannya tersebut.

Setiap harinya, Ihak memanjat pohon kelapa sekitar 80 batang pohon kelapa. Dan menghasilkan sekitar 120 liter air deresan kelapa yang akan di olah menjadi gula merah.

"Kalau setiap harinya, saya memanjat pohon kelapa sekitar 80 batang yang saya nderes, dan menghasilkan sekitar 120 liter air ngeresan kelapa yang siap di olah menjadi gula merah," katanya, Jumat (17/07), di lokasi tempat pembuatan gula merah.

Walaupun Ihak rutin membuat olahan gula merah dari nderesan pohon kelapa, dan hasilnya kadang-kadang tidak sesuai dari apa yang di harapkan, akan tetapi, dirinya tetap iklas menjalani pekerjaan yang sudah ia tekuni selama ini.

"Setiap harinya saya mendapatkan gula merah tidak tentu, kadang-kadang mendapatkan 12 kg perhari, dan pernah maksimal hasil dari nderesan kelapa menghasilkan gula merah maksimal 23 kg gula merah perhari,” jelasnya.

Ihak mengatakan, saat ini harga gula merah sekitar 14ribu per kg, diambil oleh tengkulak. Dia berharap kepada pemerintah, supaya memperhatikan petani gula merah yang selalu terjepit masalah harga, dan harga gula merah supaya naik, dan petani gula supaya tidak terpuruk terus.