Polisi Selidiki Limbah Solar di Metro

Polisi Selidiki Limbah Solar di Metro
Foto: Rian Andoni/monologis.id

METRO – Pihak Kepolisian terus melakukan penyelidikan dugaan pencemaran lingkungan yang berasal limbah diduga solar milik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 24-341-131 di Kelurahan Tejoagung, Kecamatan Metro Timur, Metro, Lampung.

Limbah tersebut mengalir ke saluran drainase menuju Sungai Waybatanghari.

Kapolres Metro AKBP Retno Prihawati menegaskan, pihaknya dan sejumlah instansi terkait juga sedang melakukan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket).

"Kita lagi melakukan penyelidikan, karena kan ini keterlibatan semua pihak. Karena ada pencemaran, jadi lingkungan harus terlibat. Kita tidak berhenti, kita tetap lakukan penyelidikan. Sekarang kita masih pulbaket," tegasnya, Minggu (06/06).

Retno juga telah memerintahkan satuan unit terkait untuk melakukan penyelidikan dan mencari sumber persoalan limbah yang diduga milik SPBU 24-341-131 PT Cahaya Hartawan.

"Intel dan Reskrim saya sudah minta baket. Pada prinsipnya kita terus melakukan penyelidikan terkait itu," kata dia.

Meski begitu, Retno belum dapat berbicara banyak. Kini dirinya masih menunggu laporan perkembangan hasil penyelidikan.

"Kita harus lihat dulu seberapa tinggi pencemarannya, siapa yang melakukan, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Itu yang harus kita kumpulkan, jadi saya belum dapat bicara banyak," ujarnya.

Sanksi Tegas

Terpisah Ketua Komite Wartawan Reformasi Indonesia KWRI Metro Hanafi meminta Pertamina pusat segera mencabut izin SPBU tersebut karena sudah sangat merugikan warga serta mencemari lingkungan.

"Saya sudah berkomunikasi dengan Pertamina Pusat tinggal menunggu hasil laporan KWRI," tuturnya.

Hanafi mengatakan, dari pantauan KWRI saat ini mesin pengecoran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di SPBU tersebut telah beroperasi kembali.

Salah seorang Karyawan SPBU 24-341-131 saat dikonfirmasi mengaku mesin yang digunakan sudah selesai diperbaiki dan telah beroperasi kembali. Sayangnya, manajemen SPBU belum bisa ditemui. Bahkan, pengawas SPBU juga tidak ada di lokasi.

"Untuk saat ini mesin pengecor solar nya sudah beres, sudah tidak ada yang bocor atau merembes. Kemarin juga dinas juga sudah mengecek mesin pengecor, bisa di lihat juga sudah tidak ada yang bocor bahkan sudah tidak menetes lagi. Pak Haidir lagi meeting, Pak Agus nya sedang keluar. Sampai kapannya saya tidak tau, dan pak Agus juga pulangnya belum tentu," ujarnya.

Ketua RW 06 Tejoagung Usdek mengatakan bahwa kebocoran BBM diduga milik SPBU tersebut sering terjadi.

"Ya keluhannya itu kan kaya kolam warga ada yang kena rembesan solar. Ini sudah beberapa kali kejadian, sering bocor juga. Nah ini bocor lagi, harapan masyarakat ini kan kalau bisa hindarilah kebocoran itu, masak perusahaan besar seperti itu," kata dia.

Usdek menyampaikan, pihak SPBU telah melakukan pemungutan kembali solar yang mencemari drainase tanpa melakukan penyedotan. Dirinya juga menagih janji manajemen SPBU untuk melakukan pembersihan terhadap saluran drainase yang mengalir menuju Sungai Way Batanghari.

"Kemarin ini tidak disedot ini, tidak ada yang disedot. Pas kebetulan hujan saja, jadi pada kesapu air tapi masih ada saja sisa-sisanya. Waktu itu padahal ngomong mau didorong pakai blangwir, tapi nyatanya tidak. Yang sebelah sana itu masih banyak betul, baunya juga masih. Tadi pagi ini masih ada yang ngambil solarnya, bawa ember orangnya tadi. Pagi ini tadi dapat dua ember, kalau kemarin itu dapat dua drum," bebernya.

Terkait kompensasi, warganya tidak berharap banyak. Warga hanya ingin limbah solar tersebut dibersihkan dan kebocoran tidak kembali terjadi sehingga meminimalisir pencemaran lingkungan.

"Harapan kita ya begitu, tapi kenyataannya tidak ada. Sebenarnya sih kita tidak mengharapkan itu, yang penting kan dia usaha enak, kami juga enak gitu saja sebenarnya. Kita tidak berharap kompensasi, tapi kalau memang itu ada untuk masyarakat terdampak ya seharusnya diberikan. Memang kemarin itu ada dari Polsek dan masyarakat sini, ya jangan sampai masyarakat sini timbul kegaduhan. Karena kan sudah beberapa hari kita tegur ternyata tidak ada respon," tandas Usdek.

Sebelumnya, saat awak media melakukan penelusuran ke saluran drainase tersebut pada Sabtu (05/06) kemarin, masih ditemukan sisa-sisa bahan bakar minyak jenis solar. Bau khas solar juga masih tercium di sepanjang saluran drainase.