Polisi Kedepankan Restorative Justice dalam Kasus UU ITE Siswi SMA di NTT

Polisi Kedepankan Restorative Justice dalam Kasus UU ITE Siswi SMA di NTT
Foto: Istimewa

JAKARTA– Polri terus berupaya mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan bagi masyarakat. Dimana baru-baru ini seorang siswi SMA di Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Sebastianus Naitili (19) dilaporkan oleh gurunya, Walfrida Una Naisoko, terkait pencemaran nama baik dan penghinaan.

Sebastianus Naitili sebelumnya dilaporkan akibat unggahan di media sosial group BIINMAFFONEWS@YAHOO.CO.ID yang berisi:

“Kepala SDN Bestobe memerintahkan seorang guru an. Walfrida Una Naisoko menuju BRI Eltari Kefamenanu mendamping para siswa/siswi penerima PIP dan memungut uang pendamping penerima PIP tiap siswa Rp25.000”.

Postingan Sebastianus Naitili itu tidak diterima pihak SDN Bestobe lalu pada 23 Oktober 2020 melaporkan postingan itu ke Polres Timor Tengah Utara (TTU) tentang penghinaan.

Kasus ini akhirnya di mediasi oleh Kapolres Timor Tengah Utara (TTU) AKBP Nelson Felipe Diaz Quintas, Kasat Reskrim Polres TTU dan penyidik Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda NTT bertempat di ruang kerja Kapolres TTU, pada Senin (01/03).

“Hari ini kami melakukan mediasi antara pelapor dan terlapor terkait kasus UU ITE ini”, ujar AKBP Nelson Felipe Diaz Quintas kepada awak media.

Lebih lanjut AKBP Nelson Felipe Diaz Quintas mengatakan dari hasil mediasi akhirnya pelapor dan terlapor sepakat menyelesaikan perkara ini dengan kekeluargaan, pelapor juga menyetujui untuk mencabut Laporan Polisi karena pelapor dan terlapor sudah saling memaafkan.

“Sudah berdamai dan atas kesepakatan dalam mediasi ini Polres Timor Tengah Utara akan menindaklanjuti dengan melakukan gelar perkara penghentian penyidikan (SP3),” tutup Nelson.