Pengusaha Pandeglang Bakal Bangun Pabrik Olahan Talas Beneng

Pengusaha Pandeglang Bakal Bangun Pabrik Olahan Talas Beneng
Foto: Istimewa

PANDEGLANG - Dedi Saeful DM, pengusaha lokal Pandeglang berencana membangun pabrik pengolahan talas beneng dilahan seluas 7 hektare miliknya di Kampung Puluku, Campaka, Kaduhejo.

Lokasi tersebut juga akan dijadikan tempat destinasi wisata budi daya talas beneng (tanaman asli lokal Pandeglang) dan pembudidayaan lebah madu.

Dedi mengakui, situasi pandemi COVID-19 saat ini berpengaruh pada kondisi melemahnya pandapatan. Namun, ada hikmah lain sebagai solusinya, yaitu pembudidayaan dan pengolahan talas beneng.

“Ternyata prospeknya sangat menjanjikan,” kata dia.

Pasalnya, komoditi asli Pandeglang ini ternyata sejenis tanaman serba guna, mulai daun, batang, umbi, bahkan getahnya pun bisa menjadi sumber pendapatan.

"Bahkan potongan sampah dari batang atau daunnya pun jika membusuk kemudian dicampur dengan komposisi obat khusus, kemudian jika dihinggapi lalat BSF (Black Soldier Fly) sejenis lalat yang dibudidayakan khusus untuk menghasilkan larva yang disebut Magot. Ini ternyata bisa menghasilkan uang juga,” ungkapnya.

Pasalnya, lanjut Dedi, Magot ini adalah bahan pakan burung atau ikan, bahkan oleh orang-orang Taiwan dikonsumsi sebagai penganan karena mengandung protein yang tinggi.

“Jika kita menanam luas 1 hektare itu di butuhkan sekitar 10.000 ribu bibit talas atau lompong beneng. Di usia 3-4 bulan sudah mulai bisa panen dau tua nya. Untuk 1 batang tanaman talas beneng ini bisa mendapatkan daun 3-4 lembar dan selama 3 minggu sekali kita bisa panen untuk daun tua nya,” jelasnya.

Dia merinci, dalam 3 minggu dari daun talas yang sudah tua dihasilkan berat kurang lebih 1 kg.

“Harga per gram daun talas tua 10 rupiah. Jadi kalau 1 kg dalam 3 minggu berarti keuntungan yang didapat dari daun saja mencapai 10 juta rupiah,” ungkapnya.

Sementara, untuk 1 tanaman talas beneng yang telah berusia 3 tahun dapat menghasilkan umbi seberat 40 Kg.

Ditambahkannya, saat ini Australia memesan daun talas beneng sebanyak 200 ton per bulannya. Sedangkan, Pandeglang baru mampu mamasok sekitar 16 ton.

“Sehingga kita perlu areal tanah seluas 1500 hektare, sementara area efektif baru 200 hektare. Sehingga Pemkab Pandeglang terus melakukan langkah strategis untuk memperluas area untuk pembudidayaannya,” kata dia.