Pengungsi Asal Aifat Timur Minta Kepastian Keamanan

Pengungsi Asal Aifat Timur Minta Kepastian Keamanan
Foto: Eddwin Charles Fatie/monologis.id

MAYBRAT – Masyarakat pengungsian yang berasal dari Aifat Timur menyimpan kerinduan untuk kembali ke kampung halamannya. Namun mereka mengaku hingga kini belum mendapat kepastian dari Pemda Maybrat soal jaminan keamanan.

Pernyataan itu disampaikan Pastor Paroki Santo Andreas Ayata, Aifat Timur, Keuskupan Manokwari-Sorong, Felix Sabu, Pr didampingi sejumlah intelektual Aifat Timur Raya usai ibadah misa massal yang digelar khusus bersama pengungsi Maybrat yang ada di Kota dan Kabupaten Sorong pada, Sabtu (12/3/2022) di Gereja Katolik Santo Petrus Remu Kota Sorong, Papua Barat.

"Kami semua umat dan warga masyarakat yang masih berada di tempat-tempat pengungsian baik di sekitar wilayah Kabupaten Maybrat maupun di Kota dan Kabupaten Sorong sangat merindukan bisa pulang ke kampung halaman kami. Tapi kami semua belum bisa pulang apabila belum ada keputusan tertulis yang jelas dari pemerintah," kata Felix.

Selain pemerintah, secara internal gereja, ia berkata, pihaknya juga masih harus menunggu himbauan resmi dari Uskup Manokwari Sorong, Mgr Hilarion Datus Lega,Pr. Pastor Felix juga dalam kesempatan yang sama menyebutkan, situasi terkini yang terjadi di Aifat Timur bukan karena kehendak masyarakat Aifat Timur, namun hal tersebut sudah menjadi masalah umum bagi orang Papua, bahkan dunia.

"Jadi tolong jangan menjustifikasi kami orang Aifat Timur adalah orang yang tidak baik atau orang jahat, tidak...! kami semua orang baik. Ini bukan persoalan Aifat Timur, tetapi ini persoalan dunia, oleh karena itu kita harus selesaikan dengan baik," tegas dia.

Senada disampaikan intelektual Aifat Timur, Ulis Sasior, ia mengatakan sebelum kepulangan warga ke kampung masing-masing, pemda Maybrat diminta lebih dulu membenahi aset mereka seperti rumah-rumah dan sebagainya yang telah rusak. Ia minta pemda setempat mesti bertanggungjawab mengembalikan psikologi warga yang telah terganggu. Dan terakhir, alumni SMP negeri 1 Ayawasi ini berharap pemda dalam waktu dekat ini harus adakan pertemuan secara terbuka bersama intelektual dan masyarakat Aifat Timur sebelum pulang.

"Hari mereka pulang tapi hanya sebentar saja babat rumput bersih-bersih kampung tapi nanti mereka kembali lagi, jadi itu harapan kami. Kami juga ingin pemerintah kalau buat pertemuan jangan tertutup, harus digelar secara resmi dan terbuka untuk seluruh orang Aifat Timur yang terkena dampak,"harapnya.