Pemkot Siapkan Rp2,3 Miliar untuk Makanan Bergizi Anak-anak Bandarlampung

BANDARLAMPUNG – Untuk
menangani permasalahan stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung sudah
menyiapkan Rp2,3 Miliar untuk makanan bergizi bagi anak-anak di kota tersebut.
Wali Kota Bandarlampung menyampaikan itu saat menerima
kunjungan kerja TP PKK Provinsi Lampung dalam rangka monitoring dan evaluasi
Desa Model Konvergensi Penanganan dan Pencegahan Stunting serta Desa Ramah
Perempuan dan Peduli Anak, di Kelurahan Sumber Agung, Bandarlampung, Selasa
(22/11/2022).
"Besar harapan Kota Bandarlampung bisa memberikan yang
terbaik bukan hanya untuk masalah UKM Tapi semua program yang bisa kami
suguhkan yang terbaik dari orang yang datang ke Kota Bandarlampung, " kata
Eva
Wali Kota juga menegaskan bahwa Pemkot Bandarlampung berupaya
melakukan yang terbaik untuk semua warga masyarakat Bandarlampung.
Bahkan untuk ibu dan anak Pemkot Bandarlampung sudah juga
menyiapkan untuk masalah bantuan hukum bagi anak-anak bagi ibu-ibu yang ada
permasalahan hukum.
"Tidak ada lagi yang namanya KDRT Kota Bandarlampung
maupun pemukulan anak-anak yang ada di kota Bandarlampung, " ujarnya.
Sementara, Ketua TP PKK Provinsi Lampung Riana Sari Arinal melalui
Ketua Bidang IV Ny. Dewi Ruskandi
mengatakan bahwa sejalan dengan arahan Pemerintah Pusat dan agenda kerja Pemerintah Provinsi Lampung, TP PKK Provinsi Lampung sebagai mitra
Pemerintah, memprioritaskan 3 isu utama.
Isu utama tersebut yaitu pemberdayaan perempuan, pemenuhan
hak anak dan pencegahan stunting yang sekaligus menjadi tema kunjungan kerja.
Isu pemberdayaan perempuan hakikatnya bukan menjadikan
ibu-ibu sebagai pesaing bagi bapak bapaknya, tapi ibu-ibunya diharapkan bisa
menjadi mitra dan pelengkap bagi bapak-bapaknya serta bisa menyiapkan
anak-anaknya menjadi generasi berkualitas.
"Kenapa permasalahan stunting atau kerdil ini menjadi
sangat penting, karena stunting akan berakibat pada menurunnya kualitas sumber
daya manusia," ujarnya.
Stunting, tambahnya, berpotensi memperlambat perkembangan
otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya
kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes,
hipertensi, hingga obesitas.
Meskipun berdasarkan data Survey Status Gizi Balita
Indonesia (SSGBI) capaian Provinsi Lampung dalam penurunan stunting sudah cukup
baik, dari 26,26% pada tahun 2019 menjadi 18,15% di tahun 2021 (dibawah
nasional 24,4%), akan tetapi masih dibutuhkan kerja keras kita semua untuk
mewujudkan Provinsi Lampung bebas stunting masih sangat diperlukan.
Hal itulah yang melatarbelakangi kunjungan kerja Tim
Penggerak PKK pada hari ini yang dilaksanakan bersinergi dengan beberapa OPD di
lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung seperti Dinas Kesehatan; BKKBN; Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak; Dinas PMD; Dinas Pertanian; Dinas Kelautan dan Perikanan -
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan;
PMI dan Pokja PAUD Provinsi Lampung.
"Dan kami menjadikan desa/kelurahan ramah perempuan dan
peduli anak sekaligus desa/kelurahan konvergensi penanganan dan pencegahan
stunting ini sebagai contoh ideal kelembagaan dan kegiatan minimal yang
seyogyanya ada dalam suatu kelurahan sebagai unit pemerintahan terkecil."
tegasnya.
Ini juga menjadi contoh keroyokan program oleh OPD pada
lokus yang sama mulai dari pendataan yang akurat sebagai dasar kebijakan;
pelibatan perempuan dan anak dalam proses musrenbangdes; penguatan usaha
ekonomi bagi ibu-ibu keluarga berencana pemenuhan hak anak di sisi kesehatan
dan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif, revitalisasi posyandu, PAUD
holistik integratif, sekolah ramah anak dan pusat kegiatan anak,
Pemenuhan gizi keluarga dengan penguatan KWT dan pemanfaatan
lahan paket kebun, kandang, dan kolam serta kemampuan ibu-ibunya untuk mengolah
makanan bergizi; pola pengasuhan keluarga yang baik dan penguatan
"Remaja menjadi koselor sebaya dan yang paling penting
adalah ibu-ibu PKK yang dapat menjadi penggerak di kelurahan, " ujarnya
lagi