Pemkab Maybrat Fasilitasi Pencaker Bertemu Men-PAN-RB di Jakarta

Pemkab Maybrat Fasilitasi Pencaker Bertemu Men-PAN-RB di Jakarta
Eddwin Charles Fatie/monologis.id

MAYBRAT - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maybrat, Papua Barat, berencana memfasilitasi utusan pencari kerja (pencaker) perwakilan dari empat zona wilayah Maybrat yaitu Aifat, Ayamaru, Aitinyo, dan Yumases untuk menemui Men-PAN-RB di Jakarta.

Staf ahli hukum Yunus Bortal bersama Asisten II Engelbertus Turot, Kabag Hukum Frengki Yumame, dan Kabag Humas Margaretha Kareth, saat dijumpai media di kantor Bupati Maybrat pada Selasa (04/08) membenarkan hal tersebut.

Dikemukakan bahwa, kebijakan yang diambil bupati tersebut sebagai jawaban atas tuntutan pencaker beberapa waktu lalu di Maybrat terkait hasil CPNS formasi 2018 agar mendengarkan secara langsung penjelasan Men-PAN mengenai hal tersebut. Selain itu juga membahas tentang penerimaan CPNS pada formasi 2019 dan 2020 nanti

"Bupati Maybrat ada kebijakan yang beliau lakukan, dia akan mengikut sertakan utusan perwakilan pencaker dari setiap zona yaitu zona Aifat, Aitinyo, Ayamaru, dan Yumases, meraka akan difasilitasi pemerintah daerah mendampingi pak bupati dan dinas terkait bersama beliau (Bupati) ke Jakarta untuk melakukan klarifikasi dengan Menpan," kata Bortal.

Ditambahkan Asisten II Engelbertus Turot, tuntutan yang dilakukan para pencaker merupakan aksi masal seluruh warga Papua Barat, dan hal tersebut bukan semata menyangkut nasip pencaker saja, namun juga menjadi perhatian pemerintah pusat mengenai apa yang menjadi hak-hak dasar orang papua pada umumnya harus diprioritaskan.

"Ini bukan aspirasi dari mereka para pencaker saja, tapi ini menyangkut harapan dan kerinduan dari kita orang papua semua, sehingga paling tidak yaa, kita orang papua ini bisa mendapat perhatian yang lebih khusus dari pemerintah pusat," ujar Engelbertus

Ia mengatakan, aksi demonstrasi yang dilakukan warga Maybrat sehingga menimbulkan sedikit anarkis pada beberapa waktu lalu merupakan sebuah pelampiasan emosional warga saja.

"Itu mungkin karena mereka sedikit emosional, tapi setelah itu mereka menyadari bahwa sudah salah, mereka akhirnya inisiatif membersihkan kaca-kaca, bahkan mereka sendiri mendanai kerusakan yang telah terjadi ini, hal ini yang patut diapresiasi," tutup Turot.