Pelayanan RS Muhammadiyah Metro Dinilai Tidak Profesional, KWRI Akan Lapor ke DPRD

Pelayanan RS Muhammadiyah Metro Dinilai Tidak Profesional, KWRI Akan Lapor ke DPRD
Gerbang RS Muhammadiyah Metro yang selalu digembok

METRO – Sejumlah keluarga pasien mengeluhkan pelayanan rumah sakit (RS) Muhammadiyah Kota Metro, Lampung, terkait pembatasan waktu keluar masuk RS meski sudah memegang kartu tunggu pasien.

Seperti disampaikan Nur (56). Pada Jumat (12/06) kemarin, dirinya mendampingi salah seorang keluarganya yang sedang menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Metro. “Saat itu ingin mencari makanan di luar rumah sakit tetapi gerbangnya digembok dan tidak ada satupun petugas keamanan di pintu tersebut. Kami manusia bukan robot yang tak perlu makan minum,” ungkapnya, Sabtu (13/06).

Dirinya menyadari, sejak pandemi COVID-19 mewabah di Indonesia, pihak rumah sakit membatasi penunggu pasien hanya boleh satu orang dari pihak keluarga. Namun dirinya menyayangkan akses yang dibatasi pihak rumah sakit.

Tidak hanya itu, lanjutnya, pernah saat dirinya diluar rumah sakit ingin masuk harus menunggu selama dua jam. “Lagi-lagi karena petugas jaga tidak ada dan pintu digembok. Saya kecewa dengan pelayanan rumah sakit Muhammadiyah Kota Metro tidak profesional," ungkap Nur.

Senada dikatakan keluarga pasien lainnya, Mukul (45). Dirinya mengalami hal yang sama seperti Nur.

“Saya juga tidak bisa keluar masuk untuk mencari makan karena dibatasi waktunya. Sedangkan kami inikan menunggu pasien 24 jam kurang tidur pastinya butuh makan. Kalau digembok gerbangnya lalu bagaimana kami bisa mencari makan,” ungkapnya.

Dia mempertanyakan, guna kartu tunggu kalau tidak bisa digunakan untuk keluar masuk . “Janganlah mempersulit karena kami berobat butuh kenyamanan bukan seperti di dalam penjara dan kami bayar tidak gratis,” kata Mukul.

Ida, staf rawat inap RS Muhammadiyah saat dikonfirmasi membantah pihak rumah membatasi akses keluar masuk keluarga penunggu pasien yang memegang kartu tunggu. “Namun ada waktu-waktu tertentu yang sudah ditentukan rumah sakit. Tapi jika mendesak dan gerbang dalam keadaan terkunci, penunggu pasien bisa minta bantu perawat  untuk keluar melalui lift. Terkait masalah satpam tidak ada di tempat, satpam hanya standbay ketika pintu di buka saja," jelas Ida.

Terpisah, Ketua KWRI Kota Metro M.K.Hanafi menyayangkan kejadian tersebut. Rumah sakit Muhammadiyah seharusnya tidak boleh melarang keluarga pasien untuk keluar masuk, “Bukanya sekuriti harus stanbay di pintu masuk. Saya akan melaporkan persoalan ini ke DPRD Metro agar diberikan teguran terhadap pengelola rumah sakit yang tidak memberikan pelayanan baik,” kata Hanafi.