Pasien Thalasemia Lampung Sulit Dapatkan Donor Darah

Pasien Thalasemia Lampung Sulit Dapatkan Donor Darah
Istimewa

BANDARLAMPUNG-Akibat wabah covid-19, pasien thalasemia di Lampung mengalami kesulitan mendapatkan transfusi darah. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Ketua Perhimpunan Orang Tua Thalasemia Indonesia (POPTI) cabang Bandarlampung Fajar Siddig kepada monologis.id, Sabtu (11/04).

Sebanyak 300 pasien thalasemia Lampung, 173 pasien melakukan tranfusi di Bandarlampung. Namun sejak adanya wabah covid-19 ini, ia harus menunggu berjam-jam bahkan sampai dua hari baru mendapatkan darah.

“Biasanya kalau nggak dapat dari rumah sakit kita cari dari relawan tapi sekarang donor darah banyak yang dibatalkan, mahasiswa juga banyak yang libur jadi persedian semakin menipis,”jelasnya.

Ia melanjutkan, penyadang penyakit thalasemia yang merupakan penyakit keturunan dari orang tua ini harus melakukan tranfusi darah seumur hidup, mengingat belum adanya obat untuk penyakit ini. Namun, waktu tranfusi darahnya tidak sama, ada yang 1 bulan sekali, 3 mingu sekali  bahkan 2 minggu sekali. Hal tersebut bergantung pada jenis Thalasemia yang diderita.

“Kalau mayor itu yang 2 atau 3 minggu sekali harus tranfusi, kalau karir itu nggak perlu tranfusi, terus kalau intermedia 3 atau 4 kali dalam setahun. Kalau terlambat tranfusi HB nya bisa turun, pucat dan sesak nafas. Lalu mengalami pembekakan limpa,” ujarnya.

Fajar berharap, masyarakat dan relawan donor darah tetap mendonorkan darahnya. Ia juga mengajak masyarakat  untuk memutus mata rantai  thalasemia dengan cara memeriksakan darah sebelum pacaran atau sebelum menikah untuk mencegah semakin bertambahnya penyandangn thalasemia.

Salah satu istri penyandang thalasemia Ning Sunaria mengaku kesulitan mendapatkan pendonor darah ditengah pandemi covid-19. “Kendalanya hanya ada di darah mba, kalau lagi kosong di RS ya kita mencari pendonor. Suami saya harus melakukan tranfusi rutin sebulan sekali bahkan sekarang 3 minggu sekali sudah tranfusi,” ujarnya.

Menurutnya pertumbuhan penderita thalasemia sangat cepat dan tidak tentu jumlahnya. Namun mayortitas adalah anak usia diatas 1 tahun.