Oposisi Kian Lemah, Sosmed Jadi Alat Perjuangan

Oposisi Kian Lemah, Sosmed Jadi Alat Perjuangan
Ketua Umum PRIMA Agus Jabo Priyono (Foto: Istimewa)

JAKARTA - Banyak jalan menuju Roma. Begitu juga di politik. Di saat oposisi pemerintah Jokowi lemah dan mandul, tidak sedikit warga negara yang memanfaatkan sosial media sebagai alat perjuangan.

"Ketika oposisi lemah dan parlemen yang ditunggu rakyat untuk mengawasi kerja pemerintahan juga lemah, ketika keresahan rakyat tidak menemukan saluran politiknya, maka sangat wajar jika kemudian rakyat mencari jalannya sendiri untuk mengekpresikan keresahannya, misalnya dengan aksi massa, aksi mural ataupun protes melalui media sosial," kata Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Agus Jabo Priyono, Sabtu (06/11) dalam rilisnya.

Di sisi lain, lanjut Agus, lemahnya kontrol parlemen terhadap eksekutif, akan memberikan peluang dan ruang bagi para pemegang otoritas menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri. Ditambah sekarang ini banyak pihak meragukan KPK mampu dan berani mengambil tindakan tegas terhadap para pejabat di kekuasaan.

Lebih jauh Agus menjelaskan, walaupun oposisi organik lemah, rakyat yang terdampak langsung oleh kebijakan Pemerintah di era digital seperti sekarang ini, kemudian ramai-ramai menggunakan sosial media sebagai alat politik sekaligus "Partai Politik" dalam mengekspresikan kekecewaan maupun protes.

"Jadi di saat oposisi lemah, fungsi pengawasan DPR juga lemah, rakyat bangkit menjadi OPOSISI sejati, di situlah PRIMA berdiri bersama," pungkasnya.