Mitra Perusahaan Dukung Polinela Buka Prodi Konvensi & Acara

BANDARLAMPUNG – Rencana Polteknik Negeri Lampung (Polinela) membuka Program Studi (Prodi) Sarjana Terapan (D4) Pengelolaan Konvensi & Acara mendapat dukungan dari mitra perusahaan di bidang Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE)
Direktur CV Agil Tri Makmur, Agusta Arie Wibowo berharap prodi tersebut segera dibuka untuk menghadapi perkembangan zaman sesuai kebutuhan industri MICE.
“Dunia MICE merupakan dunia bisnis yang sangat menjanjikan namun masih sangat baru dalam masyarakat karena belum banyak memiliki peminat seperti bisnis lainnya. Di Lampung MICE sangat dibutuhkan pemerintah dalam mewujudkan cita-cita Provinsi Lampung bagian dari dunia,” ungkap Agil, sapaan Agusta Arie Wibowo, pada penandatangan kerjasama dengan Direktur Polinela Dr Sarono tentang pendidikan, penelitian dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) bidang pengelolaan konvensi dan acara di Bandarlampung, Kamis (04/11).
Selain CV Agil Tri Makmur, Polinela juga melakukan kerjasama dengan PT Global Futurindo, CV Metronome, dan PT Revolt Production.
Sementara, Direktur Polinela Dr Sarono mengungkapkan, MICE digolongkan ke dalam industri pariwisata. Dalam istilah Indonesia MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
“Pada umumnya kegiatan konvensi berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan, dan perjalanan pasca konvensi,” ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya MICE atau wisata konvensi diselenggarakan bagi kegiatankegiatan persidangan atau pertemuan dan pameran dagang yang dikehendaki oleh asosiasi, organisasi atau korporasi, perusahaan besar tersebut diatas.
“Sebagai produk pariwisata MICE membutuhkan pengelolaan profesional dalam menentukan lokasi, musim, waktu, hari, tanggal, bulan, ukuran, jenis, tema, dan sebagainya sehingga menghasilkan kesimpulan yang sukses,” tutur Sarono.
Istilah MICE lahir sebagai spesifikasi dari konsep convention tourism yang muncul sebagai fenomena baru dalam sektor industri pariwisata. MICE tumbuh dan berkembang maju dalam lingkungan bisnis pariwisata. Istilah yang sebetulnya tidak asing lagi bagi yang tinggal di perkotaan, karena sering kali kita mendengar atau mengunjungi pameran. Ternyata, hal tersebut telah menjadi salah satu bentuk bisnis pariwisata di Indonesia, dan secara akademis telah berkembang menjadi program studi.
“Sebagai suatu konsep, pengertian MICE harus dijabarkan, hal itu penting agar dalam pelaksanaannya sebagai unsur bisnis sektor industri pariwisata dapat diinterpretasikan secara tepat, namun kreatif dan fleksibel dalam mencapai tujuannya sesuai dengan perkembangannya dari waktu ke waktu. Dalam pelaksanaannya unsur dalam MICE dinilai sama pentingnya dalam konteks wisata konvensi. Hal ini telah diakui oleh masyarakat di Eropa yang bergerak di sektor MICE,” tandasnya.
Tujuan didirikannya prodi ini, kata Sarono, menjadikan program studi yang menghasilkan tenaga terampil, profesional, berdaya saing, dan memiliki keunggulan kompetitif di bidang MICE, Sport Event, dan Special Event yang diakui secara Internasional dan berkepribadian Indonesia.