Miris! Bocah SD di Banten Terpaksa Bolos Sekolah Demi Rawat Ibu yang Lumpuh

SERANG – Nurkholis (13), siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rancailat, Cikande, Kabupaten Serang, Banten, terpaksa bolos sekolah demi merawat ibunya yang lumpuh.
Sang ibu, Sapariah (49), menderita lumpuh sejak dua tahun lalu. Sedangkan ayahnya, Samri (47), bekerja sebagai buruh serabutan. Mereka tinggal di Kampung Rancailat dengan kondisi sangat memprihatinkan.
Bahkan, kakak tiri Nurkholis harus tidur di bekas kandang kambing yang sudah tidak terpakai di depan rumah mereka.
Sumarsih, Kepala SDN Rancailat, membenarkan kondisi yang dialami salah satu siswanya itu.
"Saat kami tanya kenapa jarang sekolah, dia (Nurkholis) berlasan membantu ibunya dan hanya memiliki satu seragam sekolah dan sedang dicuci,” ujar Sumarsih di ruang kerjanya, Jumat (5/8/2022).
Sumarsih menjelaskan, setelah mendengar pengakuan Nurkholis pihak sekolah lalu menelusuri kediamannya. “Dan ternyata benar. Kami mendapati Nurkholis sedang menyuapi ibunya yang terbaring lemah diatas tikar tanpa alas kasur,” ungkapnya.
Selain menyuapi, Nurkholis juga memasak dan membersihkan badan ibunya.
"Hati saya miris melihatnya. Apalagi setelah tahu bahwa terkadang ayahnya pulang tak membawa uang," ungkapnya.
Terkadang, dalam sehari mereka hanya makan mie instan tanpa nasi dan lauk. Itupun hanya sekali makan.
Sumarsih mengakui tidak menerima bantuan Program Indonesia Pintar. Bantuan dari pemerintah dalam bentuk bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah (usia 6-21 tahun) yang berasal dari keluarga miskin, rentan miskin. Menurutnya, ada kesalahan pada sistem saat pendataan.
"Nurkholis itu setelah saya cek (Nurkholis) memang tidak masuk PIP karena dulu mungkin ketika pendataan terjadi kesalahaan. Itu yang sangat kami sayangkan, kalau dari sekolah sendiri ketika ada santunan dan bantuan seperti kelengkapan seragam Insyaallah diutamakan,” ujar Sumarsih.
Dia menuturkan, sudah memberikan bantuan seragam, sepatu, tas, alat tulis.
“Karena melihat tidurnya di tanah beralasan terpal saja bahkan bantal saja dari karung beras saya berinisiatif membelikan kasur, belinya juga dengan Nurkholis," tutup Sumarsih.