Menjemput ANNA Part-1 ( Serial Fiksi Bersambung )

Menjemput ANNA Part-1 ( Serial Fiksi Bersambung )
Illustrasi gambar menjemput sesuatu

Oleh Erizeli Jely Bandaro

 

Kantor Markas ICF di Geneva menghubungi saya di Hong Kong agar menemukan Anna. ICF adalah lembaga charity dibawah Vatican yang mengkhususkan penggalangan dana kemanusiaan. Ketika ada pertemuan di Davos 10 tahun lalu saya direkomendasikan oleh China western Development program untuk bergabung dengan ICF. Saya tidak punya pilihan, apalagi setelah mendapat penjelasan dari Ted Turner bahwa ICF bertujuan kemanusiaan. Tidak terlibat politik. Tak lebih sebulan setelah saya setuju menjadi bagian dari ICF, Vatikan memberikan surat pengangkatan saya yang ditanda tangani langsung oleh Paus. Maka saya berhak menggunakan passport diplomatik dari Vatican.

Saya dapat dokumen dari seseorang yang bertemu dengan saya di Central Park NY, “ Semua tentang Anna ada di sana. “ Kata pria setengah baya.

“ Tugas kamu temukan dia. Gunakan semua sumber daya yang ada untuk itu. Dalam seminggu tidak ditemukan, proyek ini dihentikan. Anna sudah bisa dipastikan meninggal dalam tugas.” Lanjutnya. Saya tidak bisa bicara banyak karena dia segera berlalu. Dari dokumen itu , satu satunya sumber saya untuk menemukan Anna , ada di Seoul. Saya putuskan terbang ke Seoul untuk bertemu dengan perwakilan ICF agar mengatur saya bertemu dengan seseorang yang dimaksud dalam dokumen.

Udara dingin bersalju di bulan Januari menyambut kedatangan saya di Seoul. Saya di jemput oleh seorang pria. Dari wajahnya dia masih muda. Tanpa banyak bicara dia langsung membawa saya kesuatu tempat. Berada di pinggir kota Seoul di kawasan Industri, di sebuah cafe , kami bertemu dengan seorang pria warga negara Rusia.

“ Langsung aja ke pokok persoalan. Kalau anda bisa bantu saya memindahkan asset saya di bank ini..” katanya seraya menunjukan dokumen deposit sebuah bank kecil di Xinjiang, China. “ Saya akan memberikan informasi yang anda perlukan.” Katanya ramah.

“ Bagaimana saya bisa yakin informasi anda benar ?

“ Kalau anda ragu kita tidak usah teruskan pembicaraan ini . Stop “ katanya berdiri.

“ Ok. Tapi ini jumlah besar. Engga gampang memindahkannya keluar “

“ Itu bukan urusan saya. Kalau anda bisa lakukan, informasi anda dapatkan”

“Apa yang harus saya lakukan untuk membantu anda?

“ Saya butuh contract counter trade dari pemerintah China dengan alat pembayaran dari asset saya itu. Setelah itu saya akan dapatkan uang tunai dari negara lain”

“ Negara mana ?

“ Venezuela.”

“ OK saya akan usahakan”

“ Thanks Waktu anda hanya sampai lusa. Kalau engga, anda tidak akan temukan saya lagi.”

“ Mengapa ?

“ KEadaan semakin kacau. Saya tidak mau mati konyol. “

“ OK.”

Usai pertemuan itu, saya langsung meluncur kembali ke Bandara untuk menuju Beijing. Saya segera menghubungi perwakilan ICF di Beijing untuk membahas rencana saya mendapatkan informasi soal Anna.

“ Saya tahu soal ini” kata Team perwakilan ICF di Beijing ketika saya perlihat dokumen. “ Itu berkaitan dengan proyek Gazelle”

“ Apa itu? “ kata saya mengerutkan kening semakin membuat saya pening.

“ Ini berkaitan dengan transaksi ilegal. Transaksi itu melalui bank terkemuka di London yang di sinyalir bersekongkol dengan pemerintah Iran untuk menyembunyikan dana lebih dari $ 250 miliar (atau Rp. 3900 Triliun) dalam transaksi ilegal selama hampir satu dekade. Transaksi ini dilakukan dengan penyamaran yang sangat rumit, dengan satu tujuan merampok dalam setiap putaran clearing perdagangan pasar uang euroclear dan clearstream yang terhubung dengan the fed. Di samping itu, Iran bisa leluasa melaksanakan perdagangan dunia walau sistem keuangan internationalnya di Embargo PBB. “

“ Bagaimana itu bisa terjadi tanpa ada channeling yang legitimate. Bukankan Iran secara banking di embargo oleh komunitas international?

“ Mereka gunakan bank kecil di Xinjiang, yang terhubung dengan Kazakhtan dan dibantu oleh Rusia”

“ Siapa yang dirampok ?

“ Orang kaya Arab”

“ Oh…makanya dia minta bantu saya memindahkan asset nya melalui transaksi counter trade. Dan sekarang dia ketakutan“

“ Ya.”

“ Apa mungkin ?

“ Kamu kan pernah duduk sebagai direktur China Western development program. Mereka punya akses untuk membantu kamu. Temui saja mereka.” ?Saya mengangguk. Segera saya hubungi sahabat saya di CWDP seorang profesor. Dia senang karena saya telp dan janji akan menemui saya di hotel. ?Ketika bertemu saya ceritakan masalah saya. Dia mendengar dengan seksama. “ Saya akan atur koneksi saya di OJK agar transaksi bisa diatur dan asset di xinjiang pindah ke Venezuela. “ katanya dan saya senang. Ada titik terang. “ Tapi kita butuh biaya untuk itu ?

“ Berapa ?

“ Karena assetnya besar. Kemungkinan berkisar USD 1 juta"

“ Ok, saya akan siapkan. “ kata saya segera menghubungi perwakilan ICF di Beijing untuk cash out USD 1 juta. Saya juga minta perwakilan ICF di Seoul agar menghubungi orang Rusia itu. Saya akan segera berikan pre-confirmation trade settlement dan setelah itu saya harus dapatkan informasi tentang Anna. Team dari Seoul mengabarkan bahwa orang Rusia siap menyerahkan informasi tentang Anna.

Keesokan malam saya dapat informasi lengkap tentang Anna. Tapi hanya tempat untuk bertemu dengan koneksi di Istanbul. Ah gila. Saya pikir akan dapatkan alamat lengkap ternyata hanya informasi tentang kontak. Waktu terus belalu. Waktu tersisa untuk menemukan Anna tinggal 3 hari. Selama misi ini, saya lose contact dengan Kantor saya di Hong kong. Dari Beijing saya terbang ke Istanbul. Saya menghubungi Team ICF di Turki agar mendampingi saya di Istanbul. Mereka memang datang menjemput saya, dan membawa saya ke alamat kontak yang diberikan oleh orang Rusia itu.

Bertempat di perumahan kebanyakan di pusat kota instanbul, saya bertemu dengan wanita peranakan persia. Cantik namun terkesan kaku. Saya menyebut nama orang Rusia itu, dia terkejut.

“ Terimakasih , akhirnya anda datang untuk menyelamatkan Anna. Dia sahabat saya “ Katanya dengan air mata berilang.

“ Siapa yang mengutus anda ?

“ ICF “

“ APa itu ?

“ Gerakan Gereja di Vatican untuk kemanusiaan “

“ Anda kristian ?

“ Saya muslim. “

“ Oh…”

“ Kasiih tahu saya dimana Anna.?Kejar saya.

“ Di Damaskus. Terakhir saya dengan kabar dia disana ?

‘ Pasti ?

“ Ya , karena saya bersama dia, tapi saya bisa lolos dari kejaran ISIS “

“ Beri tahu saya dimana pastinya lokasi ketika anda ditangkap ?

Dia memberi tahu dengan detail. Saya memberikan data informasi lengkap itu kepada Ted Turner melalui jaringan SafeNet. Tak berapa lama Ted menjawab akan segera menghubungi orang CNN yang bertugas di Damaskus. Hanya berselang 1 jam saya dapat notifikasi dari jaringan SafeNet. “ Jaka, kamu harus masuk Damaskus. Informasi tentang Anna sudah ditemukan. Tapi orang saya tidak punya akses ke wilayah konflik. Saya minta kamu temui perwira Rusia dan Iran yang bertugas di sana. Saya yakin dengan posisi kamu sebagai pejabat tinggi ICF mereka akan bantu. Apalagi petugas Bulan sabit juga ada aliansi dengan ICF. Datanglah cepat.”

Dengan menggunakan passpor diplomatik Vatican, saya menemui pejabat Migrasi Turki agar membantu saya masuk ke Damaskus. Awalnya dia keberatan. Tapi sahabat saya di WCDP membantu saya menekannya. Akhirnya dia membantu juga. Saya akan diterjunkan bersama pasukan Turki ke wilayah Konplik. Untuk Anna.

Perwira militer Turki menjelaskan kepada saya bahwa perwira Militer Rusia yang ada di wilayah konplik akan mengawal saya selama dalam tugas menemukan Anna. Tentu dibantu oleh team petarung berani mati dari milisi hizbullah. Ketika sampai di wilayah konflik , keadaan memang mencekam. Serangan udara dan rudal Rusia tiada henti ke wilayah itu. Pasukan Turki hanya menjaga di perbatasan untuk memastikan tidak ada anggota ISIS yang menyusup bersama pengungsi. Anna disekap dirumah sakit yang dijadikan tameng ISIS dalam menghadapi serangan rudal pihak Rusia.

Team bergerak pagi dini hari. Memang team serbu itu terlatih baik dan bukan tandingan ISIS. Sehingga cepat menguasai keadaan. “ Kita hanya ada waktu 5 menit untuk pastikan keluar dari sini. Cepatlah temukan target kamu “ Kata perwira Rusia.

Saya berlari dan masuk kesemua ruangan sal rumah sakit . Saya cepat mengenal Anna. Dia sedang bersama anak anak yang dikecam rasa takut. Saya lirik tangannya. Ada bekas luka kering dan juga kepalanya. Pakaiannya sudah tidak jelas. Saya membuka jaket agar dia kenakan. Keadaan menjadi rumit. Karena ia tidak ingin keluar tanpa anak anak itu. ?“ Kamu siapa ? Katanya dengan rasa takut.

“ Saya dari ICF. “

“ Baik. Saya akan keluar bersama anak anak ini atau biarlan saya mati di sini.”?

“ Anna, kamu asset ICF. Sekarang kamu aman, tapi kalau sampai mereka tahu kamu team inti proyek Gazelle, kamu akan dihabisi dan ada USD 250 miliar dana Hizbullah akan dibekukan oleh AS. Ini dana perjuanga kemanusiaan untuk membebaskan Palestina dan membangun kembali Libanon dan Suriah”

“ Tapi saya tidak bisa meninggalkan anak anak ini.”

“ Please..kita engga ada waktu.” kata saya sambil melirik perwira Rusia. Seakan tahu maksud saya, dia langsung menyuntik Anna dari belakang. Anna pingsan. Team Hizbullah menggendongnya untuk segera keluar dari wilayah konflik. Operasi itu hanya berlangsung 25 menit.

Keesokan pagi saya datang kerumah sakit di Damascus. Anna dibawah pengawalan ketat team ICF bersama kedutaan dari Rusia, China dan Turki, iran. Karena Anna pejabat penting di ICF dan honoris citizen Vatican. Dia punya kekebalan diplomatik dimana saja ICF berada.

Saya segera terbang ke Hong Kong. Liburan termahal dan terberat untuk tugas kemanusiaan. Di Hong Kong financial Club saya bertemu dengan banker. Dia mengatakan bila awalnya Gazelle bertujuan untuk memudahkan Iran keluar dari hambatan embargo dalam melakukan trade financing secara global, tapi belakangan juga dimanfaatkan untuk lalu lintas uang haram dari berbagai negara terutama negara Arab untuk menyembunyikan suap dan pajak, juga uang hasil narkoba.

Sejak tahun 1983 proyek ini tidak pernah tercium namun belakangan menjadi ribut karena lebih USD 250 miliar uang clients dari berbagai negara hilang begitu saja tanpa ada yang bisa dituntut. Karena transaksi euroclear dan clearstream memang bisa di manipulasi code perbankan dan penghapusan data transaksi agar tidak terlacak oleh otoritas.

“ Kasus ini tidak pernah terungkapkan secara tuntas dan tidak pernah di bawa ke pengadilan. Karena banyak pihak elite politik AS dan Eropa yang mendapatkan keuntungan dari adanya proyek Gazelle. Saya dapat informasi bahwa operasi Gazelle dikendalikan ahli keuangan dan perbankan yang terhubung dengan HIzbullah “ Kata banker sahabat saya.

Saya melamun sambil memandang jauh kearah jendela yang menghadap ke Harbour. Wajah Anna masih terbayang oleh saya. Wanita pemberani untuk kemanusiaan, lulusan harvard dan phd dibidang financial engineering. Entah bagaimana Hizbullah bisa merekrut wanita hebat ini sehingga menggunakan ICF untuk mendapatkan akses politik di wilayah financial center. Kini saya hanya sebagai advisor dari ICF tidak lagi terlibat dalam operasional kemanusiaan. (BERSAMBUNG)