Meneropong Calon Ketua DPD Golkar Lampung

Oleh: Nurkholis
ARINAL DJUNAIDI akhirnya dicopot dari jabatan ketua DPD Partai Golkar Lampung. Dia melawan keputusan DPP Golkar. Arinal yang tidak dicalonkan Golkar menjadi gubernur, memilih berpasangan dengan Sutono dari PDIP di Pilgub Lampung 2024.
DPP menunjuk Adies Kadir sebagai Pelaksana Tugas Ketua DPD Golkar Lampung untuk menggelar Musyawarah Daerah.
Politisi senior Alzier Dianis Thabranie segera menyatakan siap maju menjadi Ketua DPD Partai Golkar Lampung saat Rakerda Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman (FSP-RTMM) SPSI Provinsi Lampung, di Hotel Santika Premiere, Jumat, 18 Oktober 2024.
Alzier menyambangi Kantor DPD Partai Golkar Lampung, Senin 21 Oktober 2024. Dia bertemu dengan Sekretaris DPD Golkar Lampung Ismet Roni dan sejumlah pengurus. Dia kembali menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Musda Golkar Lampung.
Pasca terpilihnya Bahlil Lahadalia menjadi Ketum DPP Golkar, peta politik di Golkar mengalami perubahan besar. Kader muda lebih mewarnai kepengurusannya. Arah kebijakan politik Golkar lebih diwarnai dengan Koalisi Indonesia Maju.
Itu sebabnya, DPP memutuskan tidak mencalonkan Arinal, tetapi justru mencalonkan Ketua Partai Gerindra Lampung Rahmat Mirza Djausal sebagai calon gubernur. Keputusan ini rupanya membuat Arinal marah. Dia yang merasa kader Golkar dan calon petahana merasa diperlakukan tidak adil.
Pemecatan Arinal justru disambut suka cita sebagian besar pengurus dan kader Partai Golkar Lampung. Arinal sendiri saat memimpin Golkar Lampung dinilai kurang memiliki jiwa kepemimpinan dan bersikap arogan.
Kini kader dan pengurus Golkar di Lampung memiliki kesempatan untuk memilih Ketua DPD Golkar Lampung yang baru.
Selain Alzier, sejumlah nama memiliki kans untuk menjadi ketua diantaranya: Ismet Roni, Hanan Rozak dan Ricko Menoza.
Namun, sepertinya peluang Alzier untuk kembali memimpin Golkar untuk periode keempat lebih besar. Di level DPP, dia memiliki jejaring yang hebat. Dia sangat dekat dengan Luhut Binsar Panjaitan dan Aburizal Bakrie.
Sementara di level daerah, secara kualitas dan pengalaman, Alzier lebih unggul dibandingkan calon lainnya. Di samping juga memiliki kekuatan finansial yang mumpuni. Sejumlah pengurus DPD Golkar di kabupaten kota masih banyak yang merindukan kepemimpinan di eranya.
Meski demikian, Bahlil bisa saja memiliki agenda tersendiri. Misalnya lebih memilih kader muda, demi regenerasi politik. Akhirnya Musda Golkar Lampung bisa berakhir dengan kompromi politik antara generasi tua dan muda. Kita tunggu saja.
*Jurnalis