Maybrat Canangkan Vaksinasi COVID-19

Maybrat Canangkan Vaksinasi COVID-19
Foto: Eddwin Charles Fatie/monologis.id

MAYBRAT - Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Jhoni Way membuka pertemuan pencanangan dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di aula kantor dinas kesehatan setempat, Senin (08/02)

Pertemuan yang dihadiri kepala dinas kesehatan, kepala BPBD, dan staf atau tenaga medis dinas kesehatan (nakes) kabupaten Maybrat itu mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian setempat

Jhoni Way mengatakan, meski proses vaksinasi akan dilakukan tetapi tenaga kesehatan (nakes) harus lebih dulu memastikan keamanan riwayat kesakitan penerima vaksin seperti sakit, jantung, hipertensi, darah tinggi, penyakit gula, TBC, dan asma, terutama pejabat inti dan tenaga kesehatan yang akan divaksin permata nantinya

"Jadi secara resmi saya atas nama Bupati Kabupaten Maybrat, melalui Sekda sudah mulai membuka dan melaunching dimulainya vaksin COVID-19 ini di Maybrat," kata Way.

"Saya sampaikan para kepala puskesmas, pustu, dan petugas terkait sebelumnya harus menjelaskan secara detail kepada masyarakat supaya jangan sampai persepsi yang macam macam di tingkat bawah timbul, jadi sosialisasi ini harus terus jalan terutama petugas kesehatan sebagai ujung tombak," tandasnya

Kepala Dinas Kesehatan, Paber Hutahaean, menambahkan, sedikitnya ada 236 orang ASN terdiri dari pejabat utama dan nakes di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maybrat dalam waktu dekat bakal disuntik 560 vial vaksin COVID-19 jenis sinovac pada tahap awal

"Mereka (pejabat utama dan nakes) pada prinsipnya sudah siap divaksin, tinggal menunggu waktu pelaksanaan dalam satu atau dua hari ke depan. Tentunya proses vaksin akan dilakukan melalui beberapa tahap yakni mulai dari tahap registrasi peserta, pemeriksaan kesehatan dan proses penyuntikan vaksin," katanya

Selain itu, sambung kadis, pelaksanaan vaksinasi harus dilaksanakan secepatnya. Pelaksanaannya nanti berlangsung di masing-masing puskesmas, namun sebelum itu pihaknya bakal melakukannya berbarengan dengan sosialisasi agar dipahami baik oleh masyarakat.

"Kita akan lakukan sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan lebih dulu, apabila pesertanya ditemukan ada riwayat kesakitan jenis penyakit yang tadi maka tentunya tidak diperbolehkan untuk mendapatkan vaksinasi," bebernya.