Masyarakat Ulayat Tuntut Perusahaan Kembalikan Tanah Adat

Masyarakat Ulayat Tuntut Perusahaan Kembalikan Tanah Adat
Foto: Istimewa

MUSI RAWAS UTARA - Ratusan masyarakat adat Desa Remban, Kecamatan Rawas Ulu, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan memblokir lahan perusahaan menuntut PT Agro Muara Rupit (AMR) kembalikan tanah ulayat.

"Kami melakukan pengerukan jalan yang dibuat PT Agro dilahan milik Ulayat hari ini. Karena perusahaan tersebut arogan dan mencaplok tanah ulayat kami seluas lebih kurang 8000 Hektar," ujar Toyyib Ketua Adat desa Remban yang juga kordinator aksi.

Selain itu, menurut Toyyib PT AMR tidak pernah menghormati masyarakat adat dan warga Desa Remban. Berapa kali pertemuan di Pemda Musirawas tidak pernah mendengarkan aspirasi masyarakat. Bahkan seolah tidak menghormati pemerintahan daerah dengan mangkir setiap undangan penyelesaian sengketa lahan tersebut.

“Group SIPEF ni memang arogan dan tidak punya etika serta menganggap remeh tuntutan rakyat tentang permasalah sengketa tanah disemua daerah di wilayah Muratara, terkhusus masyarakat Desa Remban. Bahkan Pemda Muratara pun todak dihormati mereka. Bahkan kabarnya AMR ini byk permasalah didaerah ini terkhusus terkait masalah pajak dan kontribusi untuk masyarakat sekitar. Ini menunjukan bahwa perusahaan AMR ini arogan dan sewenang-wenang,” tegas Toyib.

Ia berharap Pemkab Musirawas bisa bertidak tegas terhadap perusahaan tersebut. Jika perlu mencabut izin perusahaan, karena tidak ada manfaatnya bagi masyarakat Musi Rawas Utara.

Senada disampaikan Frengki, aktivis Mahasiswa yang mendampingi masyakat mengatakan permasalahan lahan ulayat ini sudah lama dituntut masyaraka ulayat. Bahkan setidaknya di pemerintahan Devi Suhartoni dan Inayah Tula sudah ada panggilan pemda Muratara lebih dari  dua panggilan lebih untuk dengar pendapat dan mediasi, tapi PT. AMR selalu mangkir.

"Kapitalis ini (PT AMR) tidak pernah menghormati pimpinan daerah ini. Berapa kali dipanggil Pemda selalu mangkir, bahkan kesan arogannya terlihat jelas dipamerkan kepada rakyat. Aksi hari ini adalah klimaks kemarahan rakyat Adat desa Remban yang sudah geram dengan  tingkah laku arogasi Kapitalis group SIPEF ini," papar Frengki Geram.

Frengki berharap PT AMR jangan memprovokasi masyarakat dengan menutup kembali aksi kerukan jalan di wilayah tanah ulayat desa Remban. Dia menegaskan, tidak akan berhenti berjuang demi hak rakyat. Dan menurutnya akan ada aksi selanjutnya terkait hal tersebut

"Tanah untuk rakyat, Go to Hell Kapitalis tidak bermanfaat bagi rakyat," tukas Frengki.

Dilain pihak, kepala sekuriti PT Agro Muara Rupit, Nikmat mengatakan pihaknya akan melaporkan hal tersebut kepada pimpinan perusahan agar menanggapi tuntutan rakyat.

"Ini masih suasana lebaran, nanti kami sampaikan tuntun warga. Terkait tidak kooepratifnya perusahaan menurut warga, kami tidak paham karena kami cuma bawahan," ujarnya.