Mahasiswa Pandeglang Tolak Kenaikan Harga BBM
PANDEGLANG – Mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan mendesak pemerintah segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran.
Penolakan itu disampaikan ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Pandeglang melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD setempat, Jumat (9/9/2022).
Koordinator aksi Ahmad Fahruroji mengatakan, sebelumnya melalui Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022, Pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi tiga kali lipat.
“Kenaikan subsidi untuk BBM dan LPG dari Rp77,5 triliun ke Rp149,4 triliun, untuk listrik dari Rp 56,5 triliun naik ke Rp 59,6 triliun. Kemudian, kompensasi untuk BBM dari Rp18,5 triliun menjadi Rp252,5 triliun dan kompensasi untuk listrik dari semula Rp0 menjadi Rp41 triliun,”kata Fahruroji.
Dikatakan Fahruroji, kenaikan harga BBM akan berdampak buruk terhadap kalangan masyarakat menengah ke bawah. Serta akan mempercepat terjadinya inflasi yang tinggi dan meningkatkan jumlah orang miskin di indonesia.
“Kenaikan harga BBM tentu menyentuh inflasi secara umum karena akan merambat ke seluruh sektor termasuk harga-harga komoditas kebutuhan dasar masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, kenaikan harga BBM juga akan mengganggu perputaran roda ekonomi dalam sektor-sektor strategis negara.
“Sebagian besar aktivitas prekonomian nasional terutama sektor transportasi, industri, pertanian, pariwisata, dan lain sebagainya akan semakin berdampak,” ujarnya.
Dalam aksinya mahasiswa juga mendesak pemerintah mengusut tuntas mafia BBM.
“Terdapat banyak mafia BBM bersubsidi yang sangat merugikan banyak masyarakat dan negara,” pungkasnya.