Mahasiswa Minta Kampus Beri Potongan UKT

BANDARLAMPUNG - Akibat COVID-19 yang berdampak pada sektor ekonomi masyarakat, sejumlah mahasiswa di Lampung mulai mengeluhkan pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) serta biaya kuliah online selama pandemi.
Pantauan monologis.id, Universitas Lampung (Unila) dan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) kembali menerbitkan surat edaran perpanjangan kuliah online sampai pada waktu yang belum ditentukan. Namun hal tersebut tidak dibarengi dengan adanya regulasi yang jelas terkait pembayaran UKT.
Seperti keluhan dari salah satu mahasiswa di kolom komentar Official Unila yang merasa bingung karena tidak adanya surat keputusan terkait pembayaran UKT bagi mahasiswa akhir yang sudah menyelesaikan semua perkuliahan.
“Tidak adakah keringanan untuk pembayaran bagi mahasiswa akhir yang hanya tinggal bimbingan? Orang tua saya sudah di rumahkan dan tidak ada penghasilan. Tidak adakah kebijakan dari unila yang bisa membantu kami para mahasiswa dalam penguarangan biaya UKT,”ujarnya melalui kolom komentar.
Nabila, salah satu mahasiswa Universitas Lampung mengaku keberatan jika harus membayar UKT secara penuh. Pasalnya untuk perkuliahan daring membutuhkan biaya paket internet yang cukup besar. Dalam satu bulan Nabila menghabiskan Rp200 ribu untuk membeli paket internet.
“Keberatan, soalnya banyak pengeluaran, adikku juga baru masuk SMA jadi butuh biaya yang nggak sedikit. Kebutuhan kuliah daring lumayan besar dampak pengeluaran orang tua. 1 bulan Rp200 ribu itu kan buat ngerjain tugas dan kuliah online tatap muka,”ungkap Nabila kepada monologis.id, Selasa (02/06).
Ia berharap, semua mahasiswa mendapat keringanan UKT, karena pandemi ini menyerang semua lapisan masyarakat.
Selain Nabila, Galih juga merasa keberatan untuk membayar UKT semester depan secara penuh. Sementara ini ia masih meyakinkan orang tuanya jika nanti akan ada surat edaran terkait pengurangan UKT.
“Iya berat kak karena biaya untuk yang lain juga banyak. Adik saya juga bayar sekolah, bayar les, belum uang kosan saya. Saya masih bilang ke ibu siapa tau nanti ada keringanan dari kampus,” terangnya.
Simon, yang merupakan Mahasiswa Universitas Tulang Bawang juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya pihak kampus tidak benar-benar memikirkan kondisi ekonomi mahasiswa di masa pandemi ini.
“Saya merasa kebaratan, kenapa di saat semua terkena imbas COVID-19 kampus seakan tutup mata kepada kesusahan mahasiswanya. Memberi bantuan kuota juga tidak sinkron dengan jumlah yang digunakan mahasiswa,”jelasnya.
Menurutnya tidak ada relaksasi maupun kompensasi UKT dan beberapa mahasiswa juga bersifat apatis hanya memikirkan nasib semester delapan ke atas seperti yang terjadi di kampusnya.