LMND Lampung Tolak Politik Uang di Pilkada 2024

LMND Lampung Tolak Politik Uang di Pilkada 2024
Foto: Istimewa

BANDARLAMPUNG-Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Lampung tegas menolak praktik politik uang dalam Pilkada 2024.

Ketua EW-LMND Lampung, Redho Balau, menyebut dampak politik uang merusak integritas demokrasi.

“Politik uang mengalihkan pemilih dari pilihan rasional berdasarkan visi calon menjadi transaksi uang, menciptakan ketidaksetaraan akses politik. Hal ini memperburuk proses demokrasi, di mana hanya calon dengan kekuatan finansial besar yang dapat mempengaruhi hasil pemilu, sementara suara rakyat yang lebih marjinal terpinggirkan,” kata Redho, melalui keterangan tertulis, Kamis (21-11-2024).

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Indonesian Corruption Watch (ICW) dan beberapa lembaga survei lainnya, biaya politik di Lampung untuk Pilkada 2024 diperkirakan mencapai angka yang sangat tinggi, dengan total biaya politik yang dapat mencapai hingga Rp 500 miliar per pasangan calon.

Biaya tersebut mencakup pengadaan logistik, biaya kampanye, serta distribusi politik uang yang menjadi bagian dari upaya memenangkan pemilihan.

“Hal ini menjadikan Lampung sebagai salah satu provinsi dengan biaya politik tertinggi di Indonesia, jauh melampaui angka yang dikeluarkan di banyak daerah lainnya,” kata Redho.

Politik uang memperburuk demokrasi karena menciptakan ketimpangan dalam akses politik. Calon yang memiliki dana besar mendapatkan peluang lebih untuk memenangkan pilkada, sementara mereka yang tidak memiliki dana akan terpinggirkan.

“Seharusnya, proses pemilihan berdasarkan gagasan kandidat, namun kini semakin bergantung pada kekuatan finansial, yang mengurangi esensi demokrasi itu sendiri,” kata dia.

Politik uang juga merusak kualitas demokrasi dengan mengalihkan partisipasi masyarakat yang seharusnya adil dan bebas dari pengaruh finansial. Biaya Politik di Lampung menjadi contoh nyata di mana pemilihan semakin didorong oleh transaksi finansial, merusak integritas demokrasi dan memperburuk sistem politik yang tidak sehat. Hal ini menciptakan ketergantungan pada kemampuan finansial calon, bukan pada visi dan kebijakan mereka.

Di tengah praktik politik uang yang merusak ini, generasi muda memiliki peran yang sangat strategis untuk menjaga keberlanjutan demokrasi yang sehat.

“Generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam mengawasi Pilkada 2024, terutama di Lampung. Sebagai kelompok yang lebih terdidik dan kritis, generasi muda memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang memperjuangkan prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial,” tegas Redho.

LMND Lampung menyadari pentingnya peran aktif generasi muda dalam menjaga integritas demokrasi, bukan hanya untuk Pilkada 2024, tetapi juga sebagai manifestasi agar demokrasi ke depannya dapat berlangsung lebih sehat.

“Oleh karena itu, LMND Lampung mengajak seluruh elemen masyarakat di Lampung untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengawasi Pilkada, sebagai bentuk atas cita cita tersebut. Gerakan ini bukan hanya sekadar untuk mengawasi Pilkada saat ini, tetapi juga sebagai langkah jangka panjang untuk menanamkan budaya politik yang bersih dan adil,” pungkasnya.