KWT Pringsewu Dituntut Inovatif

KWT Pringsewu Dituntut Inovatif
Aziz Aiansyah/monologis.id

PRINGSEWU – Wakil Bupati Pringsewu, Lampung, Fauzi berharap Kelompok Wanita Tani (KWT) di wilayah itu lebih inovatif dalam mengembang usaha yang digeluti.

“Kalau kita menanam padi kita menjualnya dalam bentuk nasi goreng, tentunya akan lebih menguntungkan,” kata Fauzi saat membuka rakor KWT Pringsewu di Pekon (Desa) Podomoro, Kecamatan Pringsewu, Selasa (14/07).

Sebab, kata dia, kalau menjual dalam bentuk padi, tentu biasanya yang menentukan harga adalah pembeli, tetapi jika sudah dalam bentuk nasi goreng, tentunya yang menentukan harga adalah penjualnya.

"Demikian juga dengan jahe, kalau kita jual jahe saja, harganya bisa naik turun, karena pembeli yang menentukan harga. Tetapi jika kita jual dalam bentuk serbuk, yang menjual yang bisa menentukan harga. Artinya, kalau kita mau mengolah sedikit saja minimal 30% keuntungannya, apalagi kalau kita mengolah lebih. Belum lagi masalah tempat. Yang penting agar dibuat penampilan yang baik", katanya.

Fauzi juga mengingatkan kalau masih usaha produksi, agar KWT tidak usah terlalu pusing mengenai masalah perizinan. "Kecuali kalau ibu mau membuka usaha karaoke, mau membuka bilyard, nah itu barulah harus urus izin terlebih dahulu. Kalau cuma mengolah jahe, mengolah jadi tempe, nggak usah dipusingin dulu masalah perizinan, yang penting produksi aja dulu, tetapi tetap menjaga higienitas, dijaga supaya bagus. Kira-kira jika sudah mulai banyak yang pesan, sudah bagus, nah baru urus izin", ujarnya.

Rakor yang diikuti perwakilan KWT se -abupaten Pringsewu ini juga dihadiri Asisten Ekobang sekaligus Plt Kadis Pertanian Johndrawadi, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Malian Ayub, Kadis Koperindag Masykur, juga Camat Pringsewu Nang Abidin Hasan. Pada kesempatan tersebut juga digelar bazaar hasil-hasil pertanian maupun produk-produk lainnya dari berbagai KWT yang ada di Pringsewu.