Komunitas Seni di Serang Minta Izin Keramaian

SERANG - Beberapa komunitas musisi yang ada di Kota dan Kabupaten Serang menggelar musyawarah di sekretariat Musisi Sedulur Banten (MSB) terkait izin keramaian dari pemerintah kota, Kabupaten dan Provinsi.
Pasalnya, selama pemberlakuan sosial berskala besar (PSBB) sudah empat bulan para pekerja seni itu tidak mendapatkan Job.
“Hampir 4 bulan mati suri, tidak dapat job. Dulu biasanya sebulan bisa 20 kali manggung bahkan lebih,” ujar Ketua Organisasi Kreasi Serang (ORKES) Sukari, Rabu (24/06).
Tapi, kata dia, semua job bata karena tidak boleh menggelar hajatan selama PSBB.
Di tempat yang sama musisi lainnya, M Sholeh menyampaikan, dirinya sangat prihatin. Sebab, ada seniman sampai menggadaikan keyboard gara-gara tidak ada job manggung.
“Keluarganya sampai tidak makan dan ia menggadaikan keyboardnya karena tidak manggung selama PSBB, ini sangat prihatin sekali,” kata Sholeh
Sedangkan Roni Asepta selaku humas dari MANTOZ Comunity, meminta kepada Pemkot dan Pemkab Serang serta Pemprov Banten untuk mengakomodir aspirasi para pelaku seni yang ada, baik di Kota maupun Kabupaten Serang.
“Saya mohon kebijakan pemerintah terkait untuk memberikan izin keramaian agar pelaku seni bisa manggung lagi,” tegasnya.
Juni Alriza selaku bendahara komunitas Aje Gawe Maras (AGM) menyampaikan, jika izin keramaian untuk para pelaku seni di Serang tidak dikeluarkan, risikonya akan berdampak pada krisis ekonomi yang dialami para pelaku seni.
“Kalau mereka lapar nanti akan berlaku kriminal, karena ini urusannya dengan perut,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, PSBB boleh saja diterapkan karena bencana global, tapi beri mereka kesempatan untuk manggung agar bisa menafkahi keluarganya.
“Sekarang korona terhindar, tapi kemiskinan tidak,” pungkasnya.