Komisi II DPR Aceh Kecewa, Bantuan Alsinta Menumpuk di Gudang
BANDA ACEH - DPR Aceh kecewa melihat bantuan Alat Mesin Pertanian (Alsinta) tidak terpakai dan masih menumpuk digudang. Hal ini terungkap saat Komisi II DPR Aceh melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Mekanisasi Pertanian Aceh di Indrapuri, Aceh Besar, Kamis (16/04).
"Kita fungsi pengawasan, bukan mencari kesalahan. Sistem penggangaran ini sudah lama sekali dan viral di media sosial. Puluhan miliar uang dihabiskan untuk membeli traktor dan Alsintan. Pengganggaran dinilai tidak efektif. Karena Alsintan tidak berfungsi dan tidak disalurkan," ujar Irpanussir Ketua Komisi II DPR Aceh.
Dia juga mempertanyakan, tentang barang lama dan baru Alsinta tersebut. Ada sistem swakelola dan setelah selesai alat ini dipakai dan ada Pendapat Asli Daerah (PAD).
“Nah, PAD ini dibawa kemana dan ini harus dijelaskan,"ujarnya.
Menurut dia, perlu juga diperjelas Alsintan tahun 2018, berapa anggaran dialokasikan. "Dan, berapa yang disalurkan dan apa yang menjadi kendalanya," ujar Irpanussir dihadapan Kepala UPTD Mekanisasi Pertanian Aceh dan stafnya.
Hal lain diutarakan, Anggota Komisi II DPR Aceh Fraksi Partai Aceh, Sulaiman. Hadirnya pemerintah dari pusat sampai ke gampong dan hadirnya kita untuk kesejahteraan rakyat, salah satunya Alsintan untuk mengelola lahan pertanian untuk kesejahteraan rakyat.
Anggota Komisi II DPR Aceh lainnya, dari Fraksi Gerindra Kartini Ibrahim menjelaskan, pihaknya berharap Alsintan ini dapat disalurkan sehingga membantu petani.
Sementara itu, Kepala UPTD Mekanisasi Pertanian Aceh, dr. Adhar, mengatakan Corn Sheller (mesin pemipil jagung / mesin perontok jagung), Power Thresher (alat untuk merontokkan padi) ada keterlambatan penyaluran karena belanja modal untuk kabupaten/kota. Biruen dan Aceh Besar sudah disalurkan. Dan karena ada COVID-19 tidak boleh melakukan perjalanan ke luar daerah.
Menurutnya, target mereka PAD tahun 2020 mencapai Rp 2 miliar. Brigade di Aceh Besar 500 hektare, Aceh Utara 500 hektare, Pidie Jaya 300 hektar, dan Abdya 300 hektare.
Target 20 hari bisa selesai 500 hektare. Makanya, perlu ada penambahan Alsintan sehingga PAD juga bisa tercapai. Menurut dia, untuk combine jumlah terbatas sehingga mereka sulit melayani masyarakat.
Hal lain diutarakan, Kabid Tanaman Pangan, Safrizal. Kata dia Alsintan pasca panen. Itu diadakan APBA-P oktober 2019 nilainya Rp 4 miliar. Untuk Power Thresher 143 unit, conseller 78 unit. Penyaluran sistemnya belanja modal bukan belanja hibah, maka tidak disalurkan langsung ke petani. Tapi melalui Kerjasama Operasional (KSO) dengan BPP.