Khairul Muhtar Komitmen Perjuangkan Kemerdekaan Masyarakat Wayharu Pesisir Barat

PESISIR BARAT - Anggota
Komisi IX DPR RI Khairul Muhtar berkomitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan
masyarakat empat pekon (desa) di Wayharu, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten
Pesisir Barat, Lampung, yang hingga kini masih hidup dalam keterisoliran.
Hal itu dikatakan Khairul Muhtar disela-sela kunjungannya di
Pekon Banjaragung, Kecamatan Waykrui, Selasa (15/11/2022).
Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) yang biasa
disapa Udongah Irul itu, hingga saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan
kementerian-kementerian terkait dalam upaya membuka keterisoliran wilayah
Wayharu yang didalamnya terdapat empat pekon yaitu, Pekon Wayharu, Bandardalam,
Siringgading, dan Waytiyas.
"Bahkan sebelum dilantik menjadi anggota DPR-RI, kita
sudah ikut memberikan andil dalam upaya mewujudkan harapan masyarakat Wayharu
lepas dari keterilosirannya, dengan cara secara intens berkoordinasi dengan
pemerintah pusat agar terbitnya izin peningkatan badan jalan Sumberrejo-Wayharu
yang disebut dengan Jalur Patroli," ucap Irul.
Dijelaskannya, bahkan sebelumnya pihaknya bersama jajaran
Pemkab Pesisir Barat sudah beberapa kali
melakukan pertemuan dengan pemerintah pusat, ihwal kendala yang dihadapi Pemkab
Pesisir Barat dalam mengentaskan
keterisoliran Wayharu.
"Untuk saat ini Pemkab Pesisir Barat memang masih terkendala dengan Perjanjian
Kerja Sama (PKS) dengan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
(BBTNBBS) dalam upaya peningkatan jalur patroli," lanjutnya.
Sebab itu, demi kepentingan masyarakat Wayharu, pihaknya
berharap agar pemerintah pusat dapat menganggarkan peningkatan jalan
Sumberrejo-Wayharu sepanjang sekitar 12 KM. "Dengan dianggarkannya
pengerasan badan jalan tersebut masyarakat Wayharu bisa terbantu jika akses
bisa dilalui kendaraan ojek dengan leluasa," harap Khairul.
Khairul pun memaklumi jika sebelumnya masyarakat Wayharu
melalui salah satu tokohnya yang mengancam akan menggelar demo dan memboikot
pemilu, jika harapan untuk lepas dari sebutan wilayah terisolir tak kunjung
diwujudkan. "Sangat wajar, karena memang hak mereka (masyarakat Wayharu)
untuk bisa mendapatkan infrastruktur yang maksimal dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang harus dipenuhi Negara," pungkasnya.
"Jangan sampai Negara kalah hanya karena kepentingan
perorangan. Itu yang harus paling kita ingat," tukas Khairul.