Khairi Fuady: Waspada Penumpang Gelap Dalam Isu Papua

BANJARMASIN - Isu Papua semakin gencar setelah peristiwa kematian George Floyd di Amerika Serikat yang memicu demonstrasi besar-besaran. Suara masyarakat global tentang perlawanan terhadap rasisme dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk memprovokasi kembali isu rasisme terhadap Papua.

Hal tersebut di atas membuat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merasa penting untuk menggelar dialog dalam rangka mengkampanyekan pentingnya menjaga persatuan dan harmoni bangsa.

Dialog tersebut digelar dalam bentuk Webinar bertajuk "Banua Kita Rumah Pemuda Nusantara, Pemuda Perantauan Papua Aman". Menghadirkan narasumber Fazlur Rahman Ketua KNPI Kalimantan Selatan, Khairi Fuady aktivis yang kerap menyuarakan tentang pentingnya menjaga integrasi bangsa, dan Wellem Ramandei Pemuda Papua.

Fazlur Rahman mengatakan bahwa Kalimantan Selatan adalah rumah yang aman untuk semua anak bangsa yang berasal dari mana pun. Dan tradisi urang Banjar adalah tradisi gotong royong, "batotolongan", dan saling menghargai.

"Jika teman-teman perantau baik dari Papua maupun dari daerah lain punya masalah di Banua (Kalimantan Selatan), atau mengalami kesulitan-kesulitan apa pun, jangan sungkan untuk kabari kami. Sebagai Tuan Rumah kami merasa bertanggung jawab memastikan semua teman-teman perantau bisa belajar dengan nyaman dan kita bisa saling membantu," papar Fazlur Rahman.

Sementara Khairi Fuady dalam paparannya menyampaikan bahwa isu Papua yang ujug-ujug ramai kembali di masa pandemi ini adalah kerjaan orang-orang yang memancing di air keruh, dan melakukan provokasi pada saat rakyat sedang menghadapi masa-masa sulit.

"Mereka ini penumpang gelap di atas kapal demokrasi kita. Berkampanye tentang pentingnya melawan perilaku rasisme, tapi agendanya pecah belah. Sebuah bentuk agitasi yang penuh dengan muslihat,” tegasnya.

Dalam dialog yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut Imam Satria selaku penyelenggara dan Ketua KNPI Banjarmasin menegaskan bahwa NKRI adalah buah dari kesepakatan para pendiri bangsa dan oleh karena itu maka harus dijaga. Dalam semangat nasionalisme, patriotisme, dan jiwa Pancasilais yang melekat di dada, dialog yang didedikasikan untuk merawat integrasi nasional dan harmoni bangsa harus terus digalakkan.