Ketua MUKI Kota Gunungsitloli Kecam Kekerasan Aparat ke Mahasiswa

GUNUNGSITOLI – Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, mengecam aksi kekerasan yang dilakukan oknum aparat kepolisian terhadap mahasiswa GMNI dalam aksi beberapa waktu lalu.

"Belum hilang ingatan kita bahwa masyarakat sangat curiga dengan pengelolaan dana COVID-19 dengan seluruh seluk beluk permasalahannya, kita menambah emosi pikiran masyarakat terhadap jargon promoter yang sering digaungkan aparat Kepolisian, ternyata semua terkesan bohong," ujar Ketua MUKI Kota Gunungsitoli Agus Zega, Selasa (03/11).

Menurutnya, oknum aparat yang melakukan kekerasan itu mungkin tidak berpendidikan dengan mempertontonkan cara penanganan demostrasi yang menimbulkan korban. Padahal sesungguhnya kehadiran aparat hukum adalah untuk tujuan pengamanan bukan menciptakan kerusuhan.

Selain itu, dirinya juga mencurigai adanya oknum-oknum yang sengaja menciptakan kerusuhan untuk merusak reputasi Kepolisian dan reputasi Kapolres yang baru, suasana sangat cair, hujan deras juga mengguyur lokasi aksi yang seharusnya mendinginkan suasana, tapi nyatanya kekerasan terjadi dan di videokan oleh orang banyak dan terus diviralkan, tentu ini menjadi alasan propaganda untuk membenci aparat itu sendiri, efeknya adalah tugas tugas pemantapan ketertiban yang kondusif tidak akan maksimal tercapai.

"Kami sebagai masyarakat mengharapkan Bapak Kapolres untuk mereview kembali SOP penanganan aksi, sudah susah payah pimpinan Kepolisian secara Nasional mempromosikan hal hal baik tentang Kepolisian akhirnya tercemar oleh mereka yang mempertontonkan kekerasan, masyarakat menjadi curiga jangan jangan rekruitment personil Kepolisian tidak berbobot sehingga menghasilkan personil yang suka kekerasan," tegas Agus Zega.

Dia berharap Kapolres Nias mampu memulihkan nama baik institusi ditengah kaum muda dan mahasiswa yang kritis dengan kondisi penanganan COVID baik aspek anggaran maupun aspek pelayanan.

Pantau Awak media Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Gunungsitoli melakukan aksi damai didepan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Nias dan dilanjutkan didepan Kantor DPRD Kabupaten Nias serta depan Kantor Bupati Nias.

Aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa DPC GMNI Gunungsitoli-Nias dikantor Dinas Kesehatan Kabupaten Nias diduga Berakhir ricuh sesuai video yang beredar memperlihatkan oknum Polisi memukul dan menginjak salah seorang peserta aksi.

Massa yang dikoordinir Joko Priyanto meminta DPRD Nias untuk membentuk pansus pengawasan anggaran COVID-19 dan melibatkan elemen masyarakat dan pemuda serta meminta dilakukan evaluasi Dirut RSUD Gunungsitoli sebab dinilai pelayanan rumah sakit tidak efektif saat ini.