Inilah Fakta Soal Mutasi Genom COVID-19

Inilah Fakta Soal Mutasi Genom COVID-19
Salah Satu Graphis Penjelasan Lembaga Eijkman Terkait Mutasi Virus COVID-19 (foto: Istimewa)

JAKARTA - Belakangan ini muncul berita tentang virus SARS-CoV-2 yang 10X lebih infeksius. Lembaga Eijkman menerangkan bahwa Berdasarkan data bahwa ada 22 genom virus SARS-CoV-2 yang telah disubmit ke GISAID (Global Initiative on Sharing All  Influenza Data) oleh Lembaga dan Institusi Penelitian serta Universitas di Indonesia, dari data tersebut ada 8 sekuens memiliki mutasi  D614G.  Berikut data 8 sekuens tersebut :

Indonesia/JI—ITD2766NT/2020,

Indonesia/YO-781481/2020

Indonesia/JB-JABAR-L4173/2020

Indonesia/Jk—LIPI002/2020

Indonesia/JI—ITD3590NT/2020

Indonesia/JB-JABAR-R42550/2020

Indonesia/YO-202449/2020

Indonesia/TNG—LIPI001/2020

Lembaga Eijkman sendiri adalah sebuah Lembaga Pemerintah yang berkonsentrasi pada penelitian Biologi Molekular dan merupakan satuan kerja di bawah naungan Kementerian Riset, Inovasi dan Teknologi yang berkantor di RSUP Cipto Mangunkusomo Jakarta

Dalam Keterangan tertulis dan grafisnya Lembaga Eijkman menjelaskan pada Rabu (2/9) bahwa Mutasi D614G merupakan mutasi pada protein SARS-CoV-2 yang disebabkan oleh pergantian basa nukloeotida A ke G pada posisi ke 23,403.  Pergantian ini mengakibatkan perubahan pada asam amino D (Asam aspartate) pada posisi 614 menjadi asam amino G ( Gisin ).

Prof. Amine Soebandrio dr. PhD, Spmk(k) Kepala Lembaga Eijkman menjelaskan “dari laboratorium menginformasikan bahwa virus ini menginfeksi lebih cepat, tapi belum terbukti secara ilmiah dari satu orang menyebarkan kebanyak orang”

“Dan belum ada bukti bahwa virus ini menyebabkan infeksi lebih berat atau sulit diobati karena ada data pasien terinfeksi dengan mutasi, memang jumlah virus yang ditemukan pada tenggorokan lebih tinggi” pungkas nya