IAIN Lhokseumawe Butuh Leader yang Visioner dan Mampu Berfikir Strategis

LHOKSEUMAWE - Sejak kelahirannya yang dimulai oleh Akademi Ilmu Agama (AIA) hingga bermetamorfosa menjadi IAIN Lhokseumawe, kampus tersebut telah melahirkan kaum intelektual dan para pemikir yang tersebar hampir seluruh pelosok negeri, bahkan hingga keluar Negeri.
“Kampus besar dan megah ini tentunya membutuhkan tangan dingin dan otak encer yang mampu menterjemahkan setiap tantangan baik itu dunia pendidikan maupun kondisi kekinian diluar kampus,” kata Wakil Sekjen Ikatan Alumnuni (IKA) IAIN Lhokseumawe, Ridha Amany, Selasa (13/10).
Dia mengatakan, semua calon rektor memiliki kapasitas dan terpenuhi persyaratan administrasinya, namun itu saja tidak cukup karena komunikasi dan relationship yang baik juga menjadi faktor penentu didalam merawat, mengawal dan menjalankan kampus ini, untuk itu perlunya kesamaan pandangan terutama para pemberi hak suara melihat ini secara jernih dan jujur bahwa Kampus IAIN membutuhkan seorang Pemimpin yang memang multi talenta dan berpengalaman.
Menurutnya, sosok Dahlan A. Rahman sudah tidak asing lagi didunia kampus, didunia penelitian, begitu juga hubungan interpersonal.
"Beliau sungguh luar biasa,hal ini terlihat dari banyaknya organisasi yang beliau menempati posisi strategis,begitu juga hampir tiada hari beliau menyempatkan diri menghadiri undangan diskusi dan memberi materi pelatihan, hubungan dengan pemerintah mulai dari kabupaten/Kota , provinsi hingga pusat juga sangat baik, ini terlihat dari banyaknya kegiatan berskala nasional yang beliau hadir sebagai narasumber," ujar Ridha.
Lebih lagi, sambung dia, di usia yang terbilang matang dan kondisi fisik yang masih bugar tentunya kesiapan Dahlan untuk memimpin kampus IAIN tidak kita ragukan, “Namun terpenting beliau selalu berfikir visioner dan tidak mau terjebak dalam pragmatisme kekuasaan atau bisnis, dimana kita lihat banyak oknum mengejar jabatan - jabatan tertentu hingga mengeluarkan biaya besar hanya dengan tujuan untuk membisniskan jabatan dan kewenangan yang dia miliki,” ujar Ridha.
Dia berharap Rektor IAIN terpilih bukanlah dari kaum atau kelompok opurtunis pragmatis yang melihat kampus sebagai objek eksploitasi fantasi bisinisnya, kampus harus steril dari orang-orang yang merancang untuk mengelola kampus seperti mengelola perusahaan, “Dimana dia bertindak sebagai Tim managemen dan para donatur yang menggunakan Black money sebagai komisaris," sambung Ridha.
Dia juga berharap agar rektor baru nantinya harus menjadikan kampus IAIN Lhokseumawe menjadi kampus peradaban yang mampu menjawab permasalahan ummat yang menghasilkan insan yang akademis pencipta dan pengabdi yang berdasarkan keilmuan,keislaman dan berkearifan lokal serta manpu mendongkrak kemajuan perubahan minimal IAIN Lhokseumawe masuk dalam 10 besar kampus PTKIN se-Indonesia.
"Ini penting kami mengingatkan sebelum kita terlanjur memilih orang - orang opurtunis yang kebetulan berada didunia kampus," tegasnya.