Herman HN Kurang Bersyukur

BANDARLAMPUNG - Habis manis sepah dibuang. Itulah gambaran perasaan para petinggi PDIP Lampung dengan aksi 'loncat pagar' Herman HN. Selalu diberi panggung dan kesempatan, namun Herman HN kurang bersyukur dan bersabar.
"Kan sudah dua periode di wali kota, itu kan kesempatan. Udah itu satu periode di pilgub yang diharapkan bisa menang ternyata gagal," kata Wakil Ketua DPD PDIP Lampung Bidang Organisasi Watoni Noerdin dengan nada heran, Selasa (12/10).
PDIP dua kali mencalonkan Herman HN pada Pilwalkot Bandarlampung dan sukses. Sekali dicalonkan di Pilgub 2019, tapi gagal. Kalah dari Arinal Djunaedi.
Herman HN yang merupakan mantan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung itu, lanjut Watoni, tak cuma dicalonkan Wali Kota dan gubernur. Herman HN bahkan dikasih pangkat dan jabatan di PDIP, meski dia kader baru. PDIP menghadiahi Herman HN sebagai ketua Satgas Cakra Buana.
"Tentu, jika sekedar ingin tetap berkarya dan mengabdi kepada masyarakat, di satgas Cakrabuana. Sebenarnya banyak yang bisa diperbuat. Artinya kami juga sudah beri kesempatan itu. Masyarakat dan publik harus tahu. Sebagaimana yang sudah kami ungkapkan, tidak dilebihin dan tidak dikurangi," ungkap Watoni yang pernah di YLBHI Bandar Lampung itu.
Saking sayangnya PDIP dengan Herman HN, pernah Herman HN mbalelo. Melawan keputusan PDIP dengan tetap nekat nyagub dengan menggandeng PAN. Megawati Soekarnoputri memecat Herman HN dari keanggotaan partai tahun 2014.
Seiring waktu berjalan, saat periode kedua pencalonan Wali Kota, Herman HN 'bertobat'. Partai pun memulihkan statusnya sebagai kader PDI Perjuangan. Bahkan Herman HN bisa memakai kembali perahu PDIP. Usai tak jadi Wali Kota, PDIP pun tetap mencalonkan istrinya menjadi Wali Kota Bandar Lampung 2020.
Namun itu tak cukup, Herman HN pun tergiur iming-iming Surya Paloh yang kemungkinan besar bakal mencalonkan dirinya pada Pilgub 2024. Tak cukup itu, Herman ngeluh di PDIP tak diberi panggung dan kesempatan berkarir lebih di struktur partai.