Habiskan Triliunan Rupiah, JMPI Tuding Vaksin Sinovac Tidak Efektif

JAKARTA - Pemerintah telah mendatangkan 329,5 juta dosis vaksin Sinovac yang keseluruhannya merupakan impor dari beberapa peusahaan asing. Anggaran yang disiapkan lebih dari Rp55,44 Triliun untuk mendapatkan vaksin tersebut.
Ketua Umum Jaringan Mahasiswa Peduli Indonesia (JMPI) Nur Hakim mengatakan, sebuah upaya yang tidak efektif dan sia-sia, karena banyak terbukti di beberapa negara bahwa vaksin tidak mampu menekan angka penularan COVID-19 apalagi kebal terhadap virus tersebut.
“Brasil, Inggris, Turki dan negara lainnya secara resmi mengatakan bahwa Sinovac tidak efektif mengatasi wabah ini. Bahkan data yang dikeluarkan oleh pihak otoritas kesehatan di Brazil mengatakan bahwa efektifitas vaksin hanya 50,38%, dan Presiden Brasil sendiri meragukan efektifitas vaksin tersebut,” melalui rilis yang diterima monologis.id, Sabtu (21/02).
Belum lagi menurut pendapat ahli Mikrobiologi dari Universitas Sriwijaya Palembang Prof Yuwono.
“Vaksin ini sudah kebijakan pemerintah, artinya rakyat ikut dan patuh. Tapi secara ilmiah vaksin Sinovac belum mengeluarkan hasil efektivitas, kemanjuran, dan keamananya, sampai hari ini belum,” kata Nur Hakim menirukan ungkapan Yuwono.
Nur Hakim menuding program vaksinasi mandiri yang dicanangkan Presiden Joko Widodo kepada 75.048.268 orang adalah upaya yang sudah direncanakan oleh pemerintah menjadikan fenomena vaksinasi sebagai lahan bisnis.
“Hal ini terindikasi dari kuota program vaksinasi mandiri lebih besar dari vaksinasi gratis. Tidak mengherankan jika pelaku bisnis swasta dapat alokasi besar dan seakan diberi karpet merah untuk menyediakan Vaksin dalam jumlah besar dan tidak murah tersebut,” kata dia.
Nur menegaskan, negara seharusnya punya kewajiban moral dalam menyediakan vaksin gratis bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai public health intervention.
“Banyak kasus yang terkuak bahwa orang yang sudah divaksin tapi kemudian dinyatakan positif COVID-19, ini merpakan fakta yang jelas bahwa vaksin tidak efektif dan bukan langkah yang tepat, uang negara yang sangat banyak terbuang percuma. Padahal anggaran sebesar itu bisa untuk mengurangi kesenjangan sosial yang makin besar akibat pandemi ini, juga meningkatnya angka warga miskin di Indonesia yang sudah menyentuh 27,89 juta jiwa,” ujarnya
Nur dengan tegas menolak vaksin dan meminta segera melakukan audit anggaran tentang pengadaan vaksin yang sangat membebankan APBN di tengah kondisi perekonomian yang sedang terpuruk.