Guru & Murid Wofle di Ayawasi Maybrat Gelar Ritual Perpisahan Dengan Fnia Sua

MAYBRAT - Sebanyak 17 Guru dan 19 murid binaan yang mengikuti pendidikan budaya Inisiasi yang disebut Wuon atau Wofle di Ayawasi, menggelar ritual acara perpisahan dengan malaikat pelindung atau dalam bahasa setempat disebut "Fnia Sua".
Kegiatan ini diketahui merupakan salah satu dari sekian rangkaian yang sudah dan akan dilalui selama beberapa bulan kedepan hingga para murid diwisudakan secara adat oleh para guru pendidik wuon atau wofle.
Acara nuansa budaya ini berlangsung hikmah hingga selesai. Orang tua dari 19 murid wuon memberi penghargaan secara simbolis berupa kain pusaka yang dianggap bernilai kepada 17 guru sebagai wujud ungkapan terima kasih atas didikan ilmu yang diwariskan kepada anak-anak mereka. Tidak hanya kain pusaka, mereka juga membawakan berbagai macam makanan dan minuman untuk dinikmati bersama usai ritual adat tersebut.
Kegiatan dihadiri Bupati Kabupaten Maybrat melalui Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Stevanus Kacu, hadir juga Kepala Dinas Sosial Magdalena Tenau, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tambrauw Maria Hae, Kepala Distrik Aifat Utara Philipus Fanataf, Para Kepala Kampung, para orang tua dari 19 murid, serta seluruh simpatisan dari berbagai kampung.
Guru Besar Woun Yakop Kosamah menjelaskan, selepas perayaan atau ritual perpisahan dengan malaikat pelindung (Fnia Sua), maka 19 murid tersebut untuk sementara waktu tidak dibimbing oleh para guru dan bisa pulang beraktivitas masing-masing, bisa konsumsi makanan apa saja kecuali yang sudah diharamkan seumur hidup. Itu semua dijalani sampai jangka waktu yang ditentukan kemudian kembali untuk mengikuti proses selanjutnya hingga wisuda.
Di hadapan Perwakilan Pemerintah Maybrat dan orang tua murid, para guru juga berjanji akan menjamin keselamatan 19 murid didiknya hingga pulang dengan selamat bertemu keluarganya.
"Jadi jangan kecewa, kami ada 17 orang yang jaga kami punya anak murid 19 orang, kami siap jamin mereka akan pulang dengan selamat, dalam bentuk apapun" tegas Guru Besar Wuon, pada Minggu (27/06) lalu.
Mereka menyampaikan terima kasih kepada orang tua murid yang sudah mengarahkan anaknya untuk mengikuti pendidikan tersebut, agar kedepan dapat melanjutkan tongkat estafet mereka kepada generasi berikutnya.
"Kami didik anak-anak ini untuk jadi generasi penerus ganti kami yang tua ini, wuon ini kami punya hak waris, kami didik orang untuk jadi baik, dia harus rajin dan tidak nakal, kami tidak lakukan hal-hal yang bertentangan dengan negara dan disini, ini kami didik anak-anak kami" tegasnya.
Pihaknya juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Maybrat melalui Bupati Bernad Sagrim atas kepedulian dan inisiatifnya dalam menggagaskan kembali pendidikan inisiasi tersebut yang diketahui telah vakum kurang lebih 36 tahun yang lalu.
"Jadi kami sampaikan terima kasih kepada pemerintah Maybrat melalui Bupati Bernad Sagrim karena sudah mulai mengaktifkan kembali pendidikan ini, kami harap supaya terus ada perhatian sampai selesai murid ini wisuda"ungkapnya
Mewakili Bupati Bernad Sagrim, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Stevanus Kocu mengatakan, pendidikan ini murni kebijakan pemerintah Maybrat melalui Bupati Bernad Sagrim. Pelaksanaannya sementara sedang berlangsung di beberapa tempat di Maybrat yakni Kumurkek, Ayawasi, Aitinyo, dan dalam waktu dekat akan dibuka lagi pendaftarannya untuk wilayah Ayamaru Raya dan sekitarnya.
Pemda Maybrat, kata Stevanus, pada prinsipnya memberi dukungan penuh secara moril maupun materi seperti bantuan logistik dan pembiayaan terhadap jalannya pendidikan tersebut hingga selesai. Pihaknya juga berjanji bahwa pendidikan budaya ini akan diusulkan ke legislatif agar dilegalkan menjadi perda yang baku dan mengikat supaya terus diberlakukan di Kabupaten Maybrat.
Menurut dia, kedepan siapapun yang jadi Bupati di Maybrat, pendidikan inisiasi ini perlu dilestarikan karena merupakan satu-satunya pendidikan budaya yang amat penting dalam hal pembinaan karakter, moralitas, serta integritas. Dan lebihnya lagi pendidikan ini tidak bertentangan dengan ajaran manapun.
"Jadi salah satu bupati yang punya semangat untuk melaksanakan pendidikan budaya itu ada di Maybrat Bernad Sagrim, jadi kalau bisa kepala daerah yang ada di Papua dan Papua Barat adakan pendidikan budaya masing-masing. Pendidikan Wuon ini memberikan dampak positif kepada masyarakat yang ada di wilayah ini sudah dari dulu sebelum kita kenal Pemerintah dan Gereja"kata Stevanus.
Lebih jauh dia menambahkan bahwa, selain pendidikan inisiasi Wuon atau Wofle yang dikhususkan bagi kaum pria atau laki-laki seperti sekarang, dulu ada juga yang namanya pendidikan "Fnia Mkiar". Pendidikan tersebut dikhususkan bagi kaum wanita atau perempuan. Dia berharap kedepan harus digali dan dikembangkan agar tidak hilang.