Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Lampung Selatan: Debu Tebal, Mata Perih

Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Lampung Selatan: Debu Tebal, Mata Perih
Warga Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu (11/04) dini hari menujukkan ketebalan tebu yang dihasilkan dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

LAMPUNG SELATAN – Warga di beberapa kecamatan di Lampung Selatan menyium bau belerang menyengat yang dihasilkan akibat erupsi Gunung Anak Krakatau Erupsi yang terjadi pada Jumat (10/04) malam sekira pukul 21.58 WIB.

Bau belerang di dirasakan warga di seputar Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Kecamatan Kalianda, Rajabasa, Palas dan Sidomulyo Lampung Selatan. Sejumlah warga mengaku merasa pedih pada bagian mata akibat hembusan belerang. Selain itu debu tebal juga mulai menyiram ke pemukiman warga.

Sebagian besar warga daerah pesisir Rajabasa dan Kalianda mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi.

Furqon, Lurah Bumiagung, Kecamatan Kalianda, membenarkan peristiwa tersebut. Dia meminta warganya tetap waspada dan tidak panik. “Kami meminta warga yang mengungsi tidak panik dan tetap tertib,” kata Furqon, Sabtu (11/04) dini hari.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Jumat (10/04) sekira pukul 21.58. BNPB melansir, ketinggian abu mencapai sekitar 357 meter diatas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah Selatan. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi + 1 menit 12 detik.

Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada tingkat aktivitas waspada.