GML Lampung : Dana Ratusan Milyar, Rakyat Butuh Sentra Vaksin Yang Mudah Dijangkau

GML Lampung : Dana Ratusan Milyar, Rakyat Butuh Sentra Vaksin Yang Mudah Dijangkau
Warga Dapatkan Vaksin melalui Fasilitas Vaksinasi Keliling dari Pemprov DKI jakarta (foto:Antara/Indrianto Eko Suwarso)

BANDARLAMPUNG - Data vaksinasi di laman Kemenkes RI hingga 25 Agustus 2021, persentase target vaksinasi secara nasional untuk dosis pertama telah mencapau 28,53% atau sebanyak 59,4 juta dosis. Ada kenaikan sekitar 1% sejak monologis.id memberitakan isu tersebut pada Sabtu (21/08). 

Sementara untuk dosis kedua persentase targetnya telah mencapai 16,02% atau sebanyak 33,3 juta dosis.

Secara target vaksin dosis pertama, ada beberapa provinsi yang angka persentasenya diatas raihan nasional, yaitu DKI Jakarta 155, 54%  atau 9,6 juta  dosis, Bali 92,45% atau 3,1 juta dosis, Kepri 74,4% atau 1,1 juta dosis, Jogyakarta 52,02%  atau 1,4 juta dosis, Sulawesi utara 38,19% atau 794 ribu dosis, Jambi 29,48% atau 791 ribu dosis dan Jawa timur 28,62% atau 9,1 juta dosis.

Sedangkan untuk vaksin dosis kedua, provinsi berikut memiliki persentase target diatas capaian angka persentase nasional yakni DKI Jakarta 63,72%  atau 5,3 juta  dosis, Bali 49,47% atau 1,6 juta dosis, Kepri 28,78% atau 455 ribu dosis, Jogyakarta 22,19%  atau 638 ribu dosis, Jambi 16,80% atau 448 ribu dosis dan Jawa timur 16,04% atau 5,1 juta dosis.

Lampung sendiri sejak 21 Agustus lalu tidak ada perubahan apapun secara persentase target dibanding 33 provinsi lainnya di Indonesia. Lampung masih menjadi yang terendah.

Untuk vaksin dosis pertama, Lampung baru mencapai target sebesar 11,93% atau 792 ribu dosis. Raihan ini hanya mengalami kenaikan 0,51%.  Sementara untuk vaksin dosis kedua baru mencapai 7,6% atau sebanyak 508 ribu dosis. Sengan angka ini Lampung hanya mengalami kenaikan 0,14%.

Dilansir dari Kemenkes RI pada 25 Agustsu 2021, data stock vaksin yang tersedia di Lampung mencapai 307.378 dosis. Kemudian selama Agustus, Lampung secara rata-rata telah melakukan vaksinasi  sebanyak hampir 9 ribu dosis setiap harinya. Dari 9 ribu dosis rata-rata harian tersebut ada sekitar 4900 dosis untuk vaksin pertama dan 4100 dosis kedua.

Berdasarkan data dan kondisi yang terjadi di Lampung, ketua DPW Ormas Gema Masyarakat Lokal (GML) Indonesia Provinsi Lampung Ahmad Munawar angkat bcara.

“Kondisi ini harus menjadi perhatian lebih Pemprov Lampung, sehingga target vaksinasi bisa cepat tercapai,” ujarnya kepada monologsi.id, Kamis (26/08).

Menurutnya, Lampung ini secara strategis merupakan daerah lintasan manusia dan barang dari Jawa ke Sumatera juga sebaliknya, sehingga sangat rentan jadi daerah penularan yang massif terkait COVID-19.

“Maka vaksinasi harus jadi perhatian serius Gubernur Lampung,” tambahnya.

Soal vaksinasi sendiri merupakan kewenangan pusat, namun beberapa kali pihak pusat melalui Kemenkes maupun satgasnya menjelaskan bahwa stok vaksin cukup. Dan DPR RI melalui Junmart Girsang bahkan meminta pusat tidak boleh mengabaikan apapun permintaan vaksin dari daerah.

Achmad Munawar menerangkan, bahwa beberapa provinsi di Jawa, proses Vaksinasi gencar dilakukan baik melalui sentra vaksinasi bahkan melalui mobile (keliling).

“Kita belum melihat inisiatif Pemprov Lampung dalam memperbaiki kinerja soal vaksinasi ini, misalnya membuat sentra vaksinasi, vaksinasi mobile/keliling, bahkan membentuk relawan relawan sebagai vaksinator guna mendorong peningkatan capaian persentase vaksinasi di Lampung,” imbuhnya.

Apalagi, lanjut dia, APBD Provinsi Lampung untuk penanganan COVID-19 ini angkanya mencapai ratusan miliar, tentu sangat mudah untuk percepat soal target vaksinasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 17/PMK.07/2021 Tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 Dalam  rangka mendukung belanja kesehatan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Dana Alokasi Umum (DAU) untuk  Penanganan COVID-19. 

Dia memeparkan, menurut catatan GML Lampung, didapat total perhitungan dana yang telah dialokasikan oleh Pemprov Lampung untuk penanganan COVID -19 serta pelaksanaan vaksin COVID-19 sebesar Rp145.038.799.568.

Sedangkan dalam rancangan APBD-Perubahan Tahun Anggaran 2021 Gubernur Lampung Arinal Djunaidi sendiri telah mengajukan penambahan anggaran pada dinas dinas yang bersentuhan Langsung dengan penanganan COVID-19 serta pelaksanaan vaksin COVID-19.

Dinas Kesehatan dari Pagu Anggaran 2021 sebesar Rp279.883.967.475  menjadi Rp419.528.310.020,87, kemudian RS Abdul Moeloek dari Pagu Anggaran 2021 sebesar Rp405.870.803.046,00 menjadi Rp459.300.384.529,00

Menurutnya, Dengan dana penanganan COVID -19 serta pelaksanaan vaksin COVID-19 yang ratusan miliar tersebut Pemerintah Provinsi Lampung tidak semestinya tertinggal dalam menanggulangi pandemi tersebut bahkan di beberapa hari terakhir kita sebagai  gerbang Sumatera bukan lagi sebagai daerah yang tingkat kematian harian Covid-19 tertinggi diantara 34 Provinsi di Indonesia dan bukan lagi daerah yang tingkat penanganan COVID -19 serta pelaksanaan vaksin COVID-19 terendah dalam pelaksanaan vaksin pertama maupun kedua.

“Disini lah kepemimpinan Arinal diuji kecakapannya selaku Gubernur Lampung dan juga sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dan lebih banyak fokus bagaimana Provinsi Lampung lepas dari keadaan saat ini dan mengurangi kegiatan seremonial yang hanya menghabiskan uang rakyat dan tidak usah terlalu sering membuat komentar komentar gaduh yang tidak penting di depan pubilk,” imbuh Munawar yang juga politisi PDIP Lampung ini.

“Jika keselamatan rakyat yang utama, saya kira akan cepat selesailah persoalan target vaksinasi di Lampung, apalagi ditambah APBD dari 15 kabupaten kota yang ada,” pungkas Munawar.

Dengan apa yang telah dilakukan Gubernur Lampung saat ini seperti penyediaan ruang isolasi terpadu, dan mengimbau para bupati/walikota guna menghambat laju pertumbuhan sebaran COVID-19 dengan upaya PPKM berdasasrkan zona yang telah ditetapkan pemerintah pusat, Munawar juga mengapresiasi ketanggapan setiap walikota/bupati dalam mewujudkan Lampung Bangkit, Lampung Tangguh.